Penajam (ANTARA Kaltim) - Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menetapkan status darurat air baku, seiring menurunnya debit air Sungai Lawe-lawe sebagai sumber air baku pada musim kemarau panjang ini.
"Debit sumber air baku PDAM semakin menipis. Saat ini, volume air Sungai Lawe-lawe di bawah 20 centimeter dari permukaan tanah, sehingga produksi air bersih juga menurun," kata Direktur PDAM Penajam Paser Utara Misdianto di Penajam, Jumat.
Ia mengatakan penurunan debit air Sungai Lawe-lawe membuat air baku yang dipasok ke instalasi pengolahan "water treatment plant" (WTP) Lawe-Lawe terus mengalami penurunan dan memengaruhi produksi air bersih.
"Saat ini kami hanya mampu memproduksi air bersih sekitar 30 liter per detik," jelas Misdianto.
Produksi air bersih PDAM Penajam Paser Utara menurun hingga 60 persen dibanding saat normal, sehingga distribusi air bersih kepada masyarakat dan pelanggan juga tersendat.
Ia menambahkan PDAM Penajam Paser Utara akan memberlakukan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan, karena produksi saat ini tidak memungkinkan memenuhi kebutuhan lebih kurang 5.000 pelanggan.
"Kami hanya bisa berharap segera turun hujan, sehingga debit Sungai Lawe-lawe bertambah dan produksi air bersih kembali normal," tambahnya.
Menurut Misdianto, PDAM Penajam Paser Utara sempat memanfaatkan air limbah perusahaan untuk menambah debit air Sungai Lawe-lawe, namun dihentikan karena diduga mencemari air bersih yang didistribusikan ke masyarakat.
"Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui kelayakan air limbah perusahaan itu bisa dimanfaatkan sebagai air baku," katanya. (*)
PDAM Penajam Tetapkan Status Darurat Air Baku
Jumat, 16 Oktober 2015 13:52 WIB