Samarinda (ANTARA Kaltim) - Citra Satelit Terra Aqua Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika per 5 Oktober 2015 mendeteksi sedikitnya 52 "hotspot" atau titik panas di wilayah Kalimantan Timur.
"Citra Satelit Terra Aqua BMKG hari ini mendeteksi 52 titik panas di wilayah Kaltim," jelas Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Temindung Samarinda, Sutrisno ketika ditemui di Samarinda, Senin.
Ia menjelaskan ke-52 titik panas yang terdeteksi tersebut, terbanyak di wilayah Kutai Kartanegara yang mencapai 15 titik, kemudian Kabupaten Kutai Barat dan Kutai Timur masing-masing terpantau 12 titik panas, sebanyak enam titik panas di Kabupaten Paser, lima titik di Kabupaten Berau, serta dua titik panas terpantau di Kota Bontang.
Sementara itu, lanjut Sutrisno, tingkat kepekatan kabut asap di wilayah Kota Samarinda juga mulai menipis.
"Tingkat kepekatan asap di Kota Samaridna sejak 2 Oktober 2015 semakin tipis, begitu pula dengan jarak pandang yang juga sudah mulai membaik," kata Sutrisno.
Tingkat kepekatan asap di wilayah Kota Samarinda berdasarkan alat pemantau asap (PM10) milik Stasiun Meteorologi Temindung Samarinda pada Senin, yakni berada di bawah 100 mikro gram per meter kubik atau jauh di bawah ambang batas waspada.
"Jika kabut asap berada pada posisi 150 mikro gram per meter kubik, maka kondisi itu dinyatakan waspada dan ketika berada di atas 250 mikro gram per meter kubik sudah dinyatakan tidak sehat," ujar Sutrisno.
Pada Senin siang, sebagian wilayah Kota Samarinda sempat diguyur hujan dengan intensitas tergolong ringan dan berlangsung tidak sampai satu jam.
"Hujan yang berlangsung hari ini bukan pertanda sebagai awal musim hujan. Seperti yang pernah saya katakan, tipe kemarau di wilayah Kaltim merupakan kemarau basah karena berada di garis equator, sehingga bisa saja sewaktu-waktu turun hujan," ujarnya.
Ia menambahkan musim hujan untuk wilayah Kaltim diprediksi baru akan berlangsung pada sekitar November atau Desember 2015, mengalami kemunduran musim hujan sebagai dampak el nino dan puncak kemarau diprediksi hingga Oktober ini," ungkap Sutrisno. (*)