Samarinda (ANTARA Kaltim) - Prestasi atlet wushu Provinsi Kalimantan Timur dari tahun ke tahun semakin meredup, ketika mereka kembali gagal membawa pulang medali emas dari Kejuaraan Nasional Prakualifikasi PON 2016 di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Sekretaris Pengurus Provinsi Wushu Indonesia Kaltim Isnawati di Samarinda, Selasa, mengatakan pada ajang tahunan tersebut, para atletnya hanya bisa meraih satu medali perak dan dua perunggu.
Hasil itu lebih buruk dibanding pencapaian Kejurnas 2014 yang masih mampu menyabet satu medali emas, tiga perak dan empat perunggu. Sementara pada PON XVIII tahun 2012 di Riau, atlet Kaltim merebut dua emas dan satu perunggu.
"Kita hanya meraih satu perak dan dua perunggu, serta hanya meloloskan tujuh atlet ke PON 2016 dari 12 orang yang kita kirim mengikuti kejurnas," jelasnya.
Satu-satunya medali perak Kaltim disumbangkan Marthe Mardan Tangdilallo dari nomor taolu, sedangkan dua medali perunggu masing-masing disumbangkan Yeye Kapuas dan Jamil Burhan dari nomor sanda.
Menurut Isnawati, banyak hal yang patut menjadi evaluasi dari tim wushu, terutama untuk nomor sanda yang sangat terlihat kurang persiapan dari segi fisik.
Selain itu, atlet nomor sanda juga membutuhkan penggemblengan mental tanding, karena mereka masih sering "nervous" apabila bertemu lawan tangguh atau atlet unggulan.
"Makanya ke depan kita perlu pelatih dari TNI, supaya kedisiplinan dan mental anak-anak tidak `down` di lapangan. Kita akan masukkan program latihan ini pada saat sentralisasi," jelasnya.
Sementara untuk nomor taolu, Isnawati mengakui tim wushu membutuhkan penanganan pelatih asing, mengingat potensi atlet yang ada cukup bagus, namun kurang tertangani serius dalam latihan.
"Hasil pra-PON ini jadi bahan evaluasi. Kami akan terus bangkit untuk mengejar berbagai kekurangan dan harus tetap optimistis pada PON 2016 bisa memenuhi target medali emas yang dibebankan KONI Kaltim," tambahnya. (*)
Prestasi Atlet Wushu Kaltim Makin Redup
Selasa, 29 September 2015 21:30 WIB