Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Baerah (BPBD) Kabupaten Paser, berhasil mengatasi atau melokalisir 10 titik kebakaran lahan sebagai pemicu adanya "hot spot" atau titik panas di daerah itu.
"Sejak kemarin (8/9) tim kami (BPBD) sudah berhasil mengatasi lebih 10 titik kebakaran lahan dan hutan dan itu belum termasuk yang ditangani tim Manggala Agni Dinas Kehutanan," kata Kepala BPBD Kabupaten Paser Irwan Chandra yang dihubungi dari Samarinda, Rabu.
Tim BPBD kata Irwan Chandra hanya melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan yang berada di sekitar kawasan pemukiman di Tana Grogot, Ibu Kota Kabupaten Paser, sementara tim Manggala Agni Dinas Kehutanan melakukan penyisiran dan pemadaman di kawasan pelosok.
"Karena terbatasnya sarana dan prasana, sehingga kami (BPBD) hanya melakukan pemadaman seadanya, khususnya di sekitar ibu kota kabupaten, sementara hari ini (9/9) Tim Manggala Agni Kehutanan sudah masuk `ground cheking` di lokasi dan sudah melakukan pemadaman," katanya.
"Setelah melakukan pemadaman pada titik yang jauh, Tim Manggala Agni kemudian membantu kami di sekitar wilayah perkotaan atau kawasan pemukiman. Proses pemadaman titik panas juga dilakukan belasan instansi terkait lainnya seperti TNI, kepolisian dan masyarakat," ungkap Irwan Chandra.
Proses pemadaman kebakaran lahan dan hutan juga lanjutnya masih terkendala anggaran sehingga dilakukan dengan alat seadanya.
"Titik kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Paser cukup luas dan tersebar di beberapa wilayah, namun karena terbatasnya anggaran sehingga yang kami tangani terlebih dahulu lokasinya yang mudah di jangkau serta yang dekat dengan pemukiman," ujarnya.
Sebenarnya, BPBD Kaltim siap membantu mengucurkan anggaran namun karena penjabat bupati belum dilantik sehingga belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah terkait kondisi darurat kebakaran lahan dan hutan. Jika sudah dilantik dan pemerintah daerah menyatakan bahwa Kabupaten Paser dalam kondisi darurat, maka BPBD Kaltim akan segera menyalurkan dana penanggulangan, ujarnya.
Ia menyebut, adanya korelasi antara jumlah titik api dengan penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang di beberapa kecamatan mengalami peningkatan.
"Tadi saya sudah menghubungi beberapa Puskesmas, di antaranya di Kecamatan Batu Engau, hari ini terdapat 14 warga yang terkena ISPA sehingga ada kenaikan sekitar 50 persen dari hari biasa. Memang di beberapa kecamatan lainnya belum ada peningkatan tetapi dikhawatirkan jika titik panas terus meluas makan penderita ISPA juga akan meningkat," ujarnya. (*)