Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menggalakkan pendidikan karakter kepada siswa dalam menyambut HUT ke-70 Kemerdekaan RI, agar jiwa nasionalisme, gotong royong dan semangat Bhinneka Tunggal Ika tetap terpupuk.
"Penanaman pendidikan karakter atau budi pekerti terhadap siswa sudah lama kami tekankan, tetapi momentum Kemerdekaan RI ini kembali kami galakkan karena pemahaman budi pekerti sangat penting dalam mewarnai pembangunan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin di Samarinda, Kamis.
Selain mendapat pendidikan akademik, lanjut dia, Siswa juga harus mendapat sentuhan non-akademik, terlebih berbagai pemahaman mengenai budi pekerti, karena sikap ini akan menentukan perilaku dalam kehidupan sehari-hari masa kini maupun masa depan.
Pendidikan karakter yang dimulai sejak dini juga akan berdampak pada perilaku ketika dewasa, dan diharapkan pula ketika memasuki Indonesia Emas pada 2045 atau 100 tahun Kemerdekaan RI, hasil penanaman pendidikan karakter dapat dirasakan manfaatnya.
Menurut Asli, 100 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada 2045 diharapkan menjadi tonggak Indonesia Emas pada saat peringatan dan realitasnya, karena beberapa tahun sebelumnya berbagai upaya telah dilakukan mulai bidang pendidikan, ekonomi, dan bidang lainnya.
"Indonesia Emas dimaknai dengan kondisi negara yang maju, makmur, modern, dan madani yang dihuni oleh masyarakat beradab dan berbudi pekerti tinggi," ujarnya.
Ia menambahkan pendidikan karakter yang ditanamkan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahkan kementerian telah merumuskan 18 nilai karakter untuk ditamamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa.
Nilai-nilai karakter tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, keratif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Menurut ia, proses pendidikan karakter di sekolah sudah mulai dilakukan sejak pertama kali anak masuk sekolah atau masa orientasi sekolah (MOS), yakni ketika orang tua mengantar anak pada hari pertama dan dikenalkan pada lingkungan sekolah, guru, serta teman sebaya.
Orang tua juga memiliki peran penting dalam penanaman karakter karena sebagian besar kehidupan anak berada di lingkungan rumah. Sedangkan ketika di lingkungan sekolah, maka anak menitipkan kepada guru.
"Ketika orang tua menitipkan anak di sekolah, maka orang tua sebaiknya memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan sekolah, terutama turut memperhatikan lingkungan sekolah, baik mengenai halaman, toilet sekolah, maupun hal-hal lain yang dibutuhkan anaknya ketika di sekolah," kata Asli. (*)