Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemberlakuan perdagangan bebas dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) sudah semakin dekat. Masyarakat dan para pelaku usaha harus diyakinkan, bahwa MEA akan memberi keuntungan, bukan sebaliknya. Pemberlakuan MEA harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha untuk bersaing dengan produk negara-negara tetangga.
"Masyarakat dan para pelaku usaha kita tidak boleh hanya menjadi pasar dari produk negara lain. Kita juga harus bisa mengambil manfaat besar dari pemberlakuan MEA ini," kata Kepala Disperindagkop dan UMKM Kaltim H Ichwansyah dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Disperindagkop dan UMKM Kaltim, Saur Parsaoran saat membuka Edukasi Publik MEA 2015 di Grand Victoria Hotel Samarinda, Senin (15/6).
Dijelaskan Ichwansyah, kran MEA yang akan dibuka pada Desember 2015, sudah tentu bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah. Kesiapan menghadapi MEA juga harus dilakukan para pelaku usaha sebab pada akhirnya dampak MEA harus benar-benar memberi manfaat positif untuk masyarakat dan dunia usaha. Para pelaku usaha harus memiliki keyakinan dan turut aktif jelang persaingan bebas MEA.
Dalam upaya memuluskan langkah para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memasuki pasar negara tetangga, Disperindagkop dan UMKM Kaltim pun sudah menjalin kerjasama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN). Kaitannya agar pelaku UMKM Kaltim bisa memasuki pasar ASEAN. Sebab hal utama yang harus dimiliki adalah standarisasi produk.
"Selain harus memiliki standarisasi produk, para pelaku usaha juga harus merancang kualitas produk dan kemasan yang baik agar benar-benar dapat bersaing di pasar ASEAN," tambah Ichwansyah.
Langkah lain dilakukan Disperindagkop adalah membantu kesiapan para pelaku usaha. Contoh, jika ada pengusaha yang menyatakan belum siap, maka secara bersama-sama mereka mencarikan solusi sesuai kapasitas pemerintah. Langkah ini penting untuk meningkatkan kualitas produk dan mengurangi gap dalam persaingan dengan produk-produk negara lain.
Apalagi, lanjut Ichwansyah, dalam beberapa kali kesempatan di level nasional, terbukti produk-produk Kaltim mampu bersaing dengan baik bahkan menjadi juara. Karena itulah, menjadi tugas jajaran Disperindagkop Kaltim untuk terus membangun keyakinan masyarakat bahwa mereka telah siap memasuki era pasar bebas.
Edukasi MEA kali ini dilakukan kepada semua kalangan, diantaranya mahasiswa, dunia usaha, masyarakat dan akademisi. Sosialisasi dan edukasi tidak saja melibatkan program bidang perdagangan luar negeri, tetapi juga bidang koperasi dan industri.
"Upaya ini untuk meningkatkan pemahaman publik tentang era pasar terbuka. Apa yang bisa kita lakukan dan apa yang bisa kita manfaatkan. Lebih siap, maka akan lebih baik untuk kita semua," kata Ichwansyah, seraya menambahkan, pemerintah akan terus memperbaiki sisi budaya di masyarakat yang masih beranggapan saat mereka mampu menggunakan produk luar, maka itu adalah sebuah prestise.
"Padahal produk kita sesungguhnya jauh lebih berkualitas. Kita juga akan terus gelorakan gerakan aksi cinta produk dalam negeri," pungkas Ichwansyah.
Edukasi Publik MEA menghadirkan Sekretaris Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Parluhutan Tado Sianturi. Kepada sekitar 140 peserta sosialisasi ini, Parluhutan menegaskan, masyarakat Kaltim tidak perlu takut dan terlalu khawatir dengan MEA. Sebab kekhawatiran yang sama juga pasti dirasakan masyarakat negara lain.
Menurutnya, kerugian besar jika ketakutan itu lebih besar dari optimisme yang seharusnya terus dibangkitkan.
"Kaltim ini punya modal besar. Mengapa ini tidak kita gerakkan. Seluruh elemen masyarakat, terutama generasi mudanya pasti mampu. Karena mereka itu cerdas, pintar dan kreatif. Saya yakin Kaltim mampu, karena kita punya modal. Orang tua tularkan ilmunya dan beri dukungan ke anak-anak muda kita. Kita siapkan mereka untuk bersaing," tegas Parluhutan.
Dia juga mengingatkan agar generasi muda Kaltim tidak hanya menjadi penonton. Dukungan lain yang tidak kalah menentukan menurut Paluhutan adalah dukungan media massa. "Rekan-rekan media juga harus membantu meyakinkan, bahwa kita juga mampu. Bukan sebaliknya, menulis lebih banyak berita negatif sehingga para pelaku usaha kita justru menjadi ciut nyali untuk bersaing," tegasnya. (Humas Prov Kaltim/sul).