Balikpapan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak warga Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mewaspadai pasang air laut 2,7 hingga 2,8 meter pada 14-16 Januari 2025, karena berdampak, antara lain membahayakan anak-anak yang berenang di pantai.
"Pasang laut juga dapat berdampak negatif bagi masyarakat, seperti mengganggu aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Diyan Novrida di Balikpapan, Selasa.
Pasang laut juga bisa mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas warga yang tinggal di kawasan pesisir, bahkan bisa jadi air laut masuk pemukiman warga yang dekat pantai atau mengakibatkan rob.
Berdasarkan prakiraan pasang surut di perairan Kaltim pada Dasarian II Januari 2025, di perairan Balikpapan akan ada pasang tertinggi 2,8 meter pada 14-16 Januari, pukul 19.00 dan 20.00 Wita, kemudian surut terendah 0,4 meter pada 16-18 Januari, pukul 13.00 dan 02.00 Wita.
Di perairan Balikpapan ini terdapat empat kawasan yang terpengaruh oleh pasang surut laut Balikpapan, yakni Samboja dan sekitarnya, Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.
Di sisi lain, kawasan tersebut banyak tambak di daerah pesisir yang masih aktif, sehingga ketika ada pasang laut maka dikhawatirkan peliharaan warga baik udang, ikan, kepiting di tambak bisa terdampak arus laut.
Peringatan dini tersebut juga disampaikan untuk warga di sejumlah kawasan pesisir lain di Kaltim, seperti di perairan muara Sungai Berau, Kabupaten Berau, yang bakal mengalami pasang tertinggi pada 15 Januari dengan ketinggian 2,7 meter pada pukul 23.00 Wita, sedangkan surut terendah 0,4 meter pada 15 dan 16 Januari pukul 03.00 dan 18.00 Wita.
Di muara Sungai Mahakam, kawasan Pulau Nubi dengan pasang tertinggi pada 14-16 Januari dengan ketinggian 2,7 meter pada pukul 19.00 hingga 20.00 Wita, sedangkan surut terendah 0,4 meter pada 16 Januari pukul 02.00 Wita.