Samarinda (ANTARA) - Para akademisi di provinsi Kalimantan Timur menekankan pentingnya membangun kesadaran bersama untuk menciptakan pesta demokrasi yang mencerdaskan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
"Pilkada merupakan momentum penting bagi masyarakat untuk menentukan arah pembangunan daerah lima tahun ke depan, sehingga perlu dijaga agar berlangsung demokratis, jujur, dan adil," ungkap akademisi bidang pendidikan sosial masyarakat Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Arsinah Sadar di Samarinda, Jumat.
Ia menggarisbawahi peran penting kaum pendidik sebagai garda terdepan dalam menciptakan suasana pilkada yang kondusif.
Pilkada serentak tahun ini, menurut Arsidah, menjadi ajang bagi masyarakat untuk menyuarakan nasib daerah lima tahun ke depan.
Ia menjabarkan bahwa proses kampanye harus mengedepankan program dan visi-misi calon. Ia menyebutkan bahwa semestinya pasangan calon punya cara menarik simpati masyarakat dengan menonjolkan inovasi apa dalam membangun daerah lima tahun ke depan.
"Itulah yang lebih bermartabat dijual, ketimbang saling sindir apalagi mempraktikkan kampanye hitam," tegasnya.
Arsinah menegaskan bahwa kampanye hitam sudah tidak relevan lagi di era sekarang.
Menurutnya, menolak kampanye hitam memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Kampanye hitam menyesatkan masyarakat, merusak tatanan demokrasi, dan menimbulkan perpecahan di masyarakat.
"Oleh karena itu, masyarakat perlu menyaring informasi dengan cermat dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang hanya berorientasi membunuh karakter lawan politik," ungkapnya.
Sementara itu, Muhammad Jamal, akademisi bidang politik Universitas Mulawarman, menyoroti peran penting tenaga pendidik, khususnya guru SMK dan SMA, dalam menyukseskan Pilkada.
"Guru memiliki peran vital dalam mengedukasi murid-muridnya, terutama yang memiliki hak pilih sebagai pemula, agar berpartisipasi dalam proses Pilkada," jelas Jamal.
Jamal menekankan bahwa generasi muda, khususnya pelajar SMA, adalah generasi masa depan bangsa yang perlu diperkenalkan dan diberikan pendidikan politik yang baik sejak dini.
Sebagai pemilih pemula, lanjut dia, para generasi Z masih 'hijau' tentang kegiatan politik. Karena itu guru SMK dan SMA di manapun mereka berada di Samarinda ini khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya punya kewajiban yang sangat berarti dalam rangka mengedukasi para muridnya yang memiliki hak pilih.
Jamal menjelaskan bahwa guru berperan mengedukasi siswa agar menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar, berdasarkan pertimbangan rasionalitas, dengan menilai visi, misi, dan program para calon kepala daerah.
"Guru mengedukasi siswa tentang bagaimana memilih calon kepala daerah. Ini tentu kembali ke murid sendiri dengan melakukan penilaian objektif. Guru hanya memberikan edukasi agar para muridnya menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar, jangan sampai tidak mencoblos," terangnya.
Jamal mengingatkan bahwa satu suara sangat menentukan perjalanan bangsa.
Ia berharap guru dapat menyampaikan pentingnya partisipasi politik kepada seluruh muridnya sehingga tingkat partisipasi politik warga Kaltim, terutama pemilih pemula, meningkat.
Jamal menekankan bahwa pilihan siswa adalah rahasia mereka dan harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan rasionalitas, bukan etnis atau politik uang.
"Itulah perannya guru untuk mewanti-wanti para pelajar agar betul-betul terlibat di dalam proses politik, menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar, melihat visi misi dan program daripada calon terbaik, gubernur maupun wali kota dan bupati," paparnya.