Samarinda (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah membidik pertumbuhan ekonomi hijau sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan kota.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kaltim Wahyu Gatut Purboyo di Samarinda, Rabu, menegaskan bahwa pemerintah pusat telah memberikan perhatian serius terhadap pembangunan rendah karbon.
"Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024, pemerintah pusat telah menetapkan pembangunan ekonomi hijau sebagai salah satu prioritas," tuturnya.
Wahyu menambahkan bahwa pemerintah provinsi juga telah menyusun rencana aksi adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi dengan rencana nasional.
"Kota sebagai sistem yang kompleks, perlu pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi tantangan perubahan iklim," jelasnya.
Ia menambahkan, meskipun terdapat komitmen yang kuat dari pemerintah, tantangan dalam mewujudkan pembangunan rendah karbon di Kaltim masih cukup besar.
Lanjut Wahyu, salah satu tantangan utama adalah mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Selain itu, diperlukan investasi yang cukup besar untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung pembangunan rendah karbon.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
"Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi yang masif kepada masyarakat tentang pentingnya pembangunan rendah karbon dan manfaat yang akan diperoleh," ucap Wahyu.
Ketua Harian Dewan Daerah Perubahan Iklim Kaltim Daddy Ruhiyat menyatakan bahwa pembangunan rendah karbon bukan hanya soal lingkungan, tapi juga tentang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Dengan menerapkan konsep ini, kita bisa mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan," katanya.
Menurut Daddy, konsep pembangunan rendah karbon dapat diterapkan secara fleksibel di berbagai wilayah. Ia menjabarkan bahwa setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga penerapannya pun berbeda.
"Yang penting adalah tujuan utamanya sama, yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca dan beralih ke energi bersih," ujarnya.
Daddy menjelaskan, beberapa kota di Kaltim, seperti Samarinda dan Balikpapan, dinilai berpotensi menjadi pilot project dalam penerapan konsep pembangunan rendah karbon.
"Kota-kota ini memiliki potensi besar untuk menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan," ungkapnya.