Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengupayakan produk-produk non-pertambangan di provinsi tersebut diunjuk ke pasar internasional guna mengurangi ketergantungan ekonomi daerah dari sektor migas dan batu bara.
“Kami sadar bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diversifikasi ekonomi adalah kunci. Oleh karena itu, kami fokus pada pengembangan komoditas unggulan non-migas dan non-batu bara yang memiliki potensi pasar internasional,” ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kaltim Heni Purwaningsih di Samarinda, Kamis.
Pemprov Kaltim berkomitmen untuk melakukan transformasi ekonomi menuju sektor bukan pertambangan. Heni menegaskan bahwa langkah ini diambil karena sumber daya alam seperti migas dan batu bara tidak dapat diperbaharui dan dominasi mereka dalam perekonomian daerah perlu dikurangi.
Beberapa komoditas unggulan tersebut meliputi sektor perikanan, perkebunan dan turunannya, pertanian dan hortikultura, serta produk-produk UKM yang telah menunjukkan peningkatan kualitas dan mampu memenuhi standar internasional.
Dinas Perindagkop Kaltim telah berhasil menumbuhkan 75 UKM ekspor dan 50 UKM potensial ekspor sebagai bagian dari upaya tersebut.
"Untuk lebih mengenalkan produk-produk UKM Kaltim ke pasar global, berbagai upaya terus dilaksanakan," ucap Heni
Lanjutnya, upaya tersebut termasuk penjajakan pasar ekspor melalui kerjasama dengan atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di luar negeri, fasilitasi pendampingan bagi UKM ekspor dan potensial ekspor, serta business matching antara pelaku UKM Kaltim dengan pelaku usaha luar negeri.
Selain itu, misi dagang dan pameran bertaraf internasional telah digalakkan, baik di dalam maupun luar negeri, bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan RI. Disperindagkop Kaltim juga telah melaksanakan forum dan diskusi kelompok terpumpun (FGD) untuk membahas kendala ekspor dan mencari solusi atas permasalahan tersebut.
“Upaya-upaya ini tentu dapat membuka lebih banyak peluang bagi produk lokal untuk bersaing di pasar global dan pada akhirnya, memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Kaltim,” tambah Heni.
Heni menambahkan, Pemprov Kaltim optimistis menjadi salah satu pemain utama dalam ekonomi global, terutama dalam ekspor komoditas non-migas dan non-batu bara.
"Transformasi ekonomi yang dilakukan diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan daerah tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Heni.
Trade Expo Indonesia (TEI) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten, digelar pada 9–12 Oktober 2024. Pameran dagang internasional tersebut menjanjikan peluang lebih besar bagi para pelaku usaha memperkuat jaringan bisnis global.
Disperindagkop Kaltim telah mempersiapkan TEI 2024 dengan detail, mengundang partisipasi dari berbagai instansi terkait dan komunitas bisnis, termasuk Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KMPI) Samarinda.
Heni menyatakan supaya lebih banyak pelaku usaha lokal yang dapat terlibat dan memanfaatkan platform ini untuk mencapai pasar internasional.
Mengikuti kesuksesan TEI tahun 2023 yang mencatatkan transaksi potensial sebesar USD30,5 miliar, TEI 2024 menargetkan untuk melanjutkan tren positif tersebut. Dengan tema “Build Strong Connection with The Best of Indonesia”, pameran tersebut dapat membawa pelaku usaha dalam ranah internasional.