Nunukan (ANTARA Kaltim) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas IV Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mengatakan, badai "Rammasun" yang terjadi beberapa hari yang lalu di Filipina berdampak ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Hal ini disampaikan Muhammad Taufik di Nunukan, Selasa bahwa sempat terjadi angin kencang pada Sabtu (19/7) malam dengan kecepatan 39 knot per jam yang efeknya dapat merobohkan bangunan seperti rumah yang terbuat dari kayu dan pepohonan.
Ia mengakui, kecepatan angin yang tidak normal tersebut memang biasa terjadi di daerah itu pada Juli-Agustus setiap tahun yang disebabkan oleh terjadinya perubahan di wilayah selatan negara Filipina.
Menurut dia, kondisi cuaca di Kabupaten Nunukan mendapat pengaruh dari perubahan cuaca di Filipina melalui Laut Cina Selatan di bagian utara Pulau Sulawesi.
"Jadi perairan Kabupaten Nunukan ini hanya terkena dampaknya saja dari badai "rammasun" di Filipina," ujar dia.
Pengaruh badai "rummasun" yang saat ini diistilahkan lagi dengan nama badai "TS Matmo" tersebut, yang menyebabkan hembusan angin sangat kencang yang membentuk gumpalan awan yang berpotensi hujan sangat deras, kata dia lagi.
Terkait dengan badai "TS Matmo" yang berawal dari "rammasun" ini masih terjadi sepekan kemudian walaupun sebenarnya badai siklon semacam ini tidak terjadi di wilayah Indonesia atau hanya terjadi di sekitar lima derajat bagian utara dan lima derajat bagian selatan.
"Sebenarnya badai semacam ini tidak terjadi di Indonesia karena berada di lintasan aquator (khatulistiwa). Trendnya menjauhi garis khatulistiwa dan mengikuti wilayah yang berada pada tekanan udara yang rendah seperti Filipina," terang Muhammad Taufik.
Ia menegaskan, dampak badai "rammasun" ke Kabupaten Nunukan hanya berlangsung sekali-kali saja.
BMKG Kabupaten Nunukan menghimbau kepada nelayan yang beroperasi di wilayah utara perairan Kabupaten Nunukan dekat perairan Malaysia agar berhati-hati pada malam hari karena kadangkala tiba-tiba berlangsung badai "TS Matmo" ini. (*)