Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebagai gerbang terdepan negara, warga perbatasan dari daerah utara Kaltim sangat mengharapkan perhatian pemerintah. Tidak sekadar wacana, mereka mengharapkan perhatian yang nyata.
Demikian aspirasi masyarakat yang disampaikan Anggota DPRD Kaltim, Jhonny Laing Impang usai melaksanakan kegiatan reses di Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan.
“Mereka mengharapkan kesejahteraan, akses dan sarana prasarana, kerena mereka menganggap Kecamatan Lumbis sangat tertinggal dibanding kecamatan lain. Dalam posisi seperti ini, perhatian lebih pemerintah sangat dibutuhkan,†ucap Politikus PDI Perjuangan ini.
Jhonny menjelaskan, keterbatasan infrastruktur jalan, transportasi dan komunikasi yang membuat keterisolasian daerah ini. Namun kecamatan yang memiliki 49 desa ini berbatasan darat dengan salah satu perkampungan di Malaysia. Karenanya selama ini kebanyakan warga Lumbis Ogong menggantungkan kebutuhan sehari-hari mereka dari wilayah Malaysia tersebut.
Merasa kebutuhan sehari-hari hingga mata pencaharian di Malaysia dianggap lebih menjanjikan, sebagian kecil warga di Lumbis Ogong memilih sikap eksodus atau berpindah negara.
“Sebenarnya mereka itu masih sangat mencintai Tanah Air. Tapi kenyataan hidup yang membuat mereka harus ke Malaysia. Sampai warga menciptakan sebuah semboyan Garuda di dadaku, Malaysia di perutku dan ringgit di dompetku,†selorohnya.
Perbedaan kesejahteraan, sambungnya, juga yang menjadikan faktor utama mereka ke Malaysia. Sementara di Tanah Air mereka kurang perhatian. Sebaliknya bagi warga perbatasan Malaysia ada program bantuan dari Pemerintah Malaysia berupa uang sebesar 500 ringgit per bulan yang diberikan setiap tiga bulan.
“Itulah perhatian nyata yang mereka maksud,†imbuhnya.
Perhatian konkret lainnya adalah berupa akses jalan. Pemerintah diminta untuk segera menyelesaikan proyek pembangunan jalan darat sekitar 100 km dari Mansalong hingga Simantipal untuk membuka keterisoliran Lumbis Ogong. Di mana jalan darat tersebut direncanakan akan menembus Bukit Kayan Mentarang hingga terhubung dengan daerah Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan yang merupakan kawasan perbatasan lainnya.
“Diharapkan pembangunan jalan tersebut dapat selesai tepat waktu. Paling tidak masyarakat yang tinggal di daerah terisolir dapat memiliki jalan darat untuk dapat bertolak ke desa atau kecamatan lainnya,†pungkasnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lin/oke)