Bandung (ANTARA Kaltim) – Praja asal Kaltim yang menuntut ilmu di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat dinilai memiliki dedikasi dan disiplin serta loyalitas sangat baik. Hal itu terlihat dari minimnya pelanggaran terhadap aturan kampus oleh para praja asal Bumi Etam.
“Jika dipresentasi, pelangaran yang dilakukan praja-praja asal Kaltim sangat kecil, bahkan dibawah 0,3 persen. Hal ini merupakan salah satu bukti keseriusan para praja menuntut ilmu di sekolah ini,†kata Kepala Biro Bidang Administrasi dan Kerjasama IPDN Arief M Edy yang menghadiri kegiatan pembinaan praja oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltim, Selasa malam (15/4).
Dia mengatakan, penerapan disiplin dan dedikasi serta loyalitas di sekolah tersebut memang diupayakan tanpa tekanan, tetapi lebih diutamakan pada pelaksanaan di lapangan yang terus-menerus, sehingga menjadi sebuah kebiasaan untuk menciptakan manusia berkarakter.
Kendati demikian, kata Arief tidak bisa dipungkiri masih ada saja oknum praja yang kurang disiplin dan untuk itu, manajemen IPDN menerapkan sanksi tegas yang disesuaikan dengan pelanggaran yang diperbuat.
“Jika pelanggaran dikategorikan berat, seorang praja bisa saja tidak naik kelas, bahkan sampai memulangkan pelaku ke daerah asal. Ini sudah menjadi komitmen kami untuk menerapkan disiplin kepada para praja, karena meraka ini nantinya akan mengabdi ke masyarakat,†ujarnya.
Diakui, memang umumnya permasalahan sering melanda sejumlah praja yang baru masuk, karena tidak terbiasa dengan kehidupan kampus IPDN. Kondisi ini memang harus diatasi, tidak hanya oleh praja bersangkutan, tetapi peran orang tua dan pemerintah daerah juga diperlukan.
Sebagaimana yang dilakukan BKD Kaltim, yang setiap tahun rutin melakukan pembinaan dan pengarahan, sehingga anak-anak dari daerah ini merasa mendapat perhatian dan dorongan semangat untuk menjadi jajaran birokrasi yang andal di masa depan.
“Sejumlah anak-anak yang masuk IPDN terbiasa bebas. Bahkan sebagian hidup dengan bergelimang kemewahan yang diperoleh dari orang tua. Ketika menjadi praja semua kebebasan dan kemewahan itu langsung berubah total, karena harus hidup mandiri, sebagai salah satu bentuk pendidikan di IPDN,†tegasnya.
Arief mencotohkan, setiap hari para praja harus bangun pagi, senam dan melakukan berbagai kegiatan selain mengikuti kegiatan belajar mengajar. Praja juga dituntut hidup mandiri, termasuk harus membersihkan kamar dan mencuci pakaian sendiri dan banyak lagi hal-hal lain yang bertujuan untuk memupuk tingkat disiplin, dedikasi dan loyalitas tinggi, sehingga tercipta praja yang andal sesuai harapan.
Sementara itu, Kepala BKD Kaltim, HM Yadi Robyan Noor mengatakan pertemuan dengan sejumlah praja ini, merupakan bagian dari pembinaan dan silaturahmi untuk melihat langsung, sekaligus memberikan dorongan semangat agar meraih prestasi terbaik selama di IPDN.
Menurut dia, tuntutan agar para praja bisa meraih prestasi terbaik merupakan hal wajar. Karena negara telah mengeluarkan biaya besar untuk program tersebut. Demikian juga Kaltim sangat berharap sejumlah praja ini berhasil dalam pendidikan dan segera mengabdi ke daerah, sebagai pelayan masyarakat.
Tidak heran jika Pemprov Kaltim memberi perhatian serius terhadap perkembangan sejumlah praja IPDN. Termasuk memberikan bantuan dana diluar anggaran yang telah diberikan oleh negara.
“Dukungan yang kita berikan salah satunya berupa bantuan pembiayaan bagi praja-praja yang melakukan tugas-tugas kembali ke daerah. Tentu mereka membutuhkan dana cukup besar untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Ini semua diakukan karena Kaltim sadar betul bahwa praja IPDN merupakan SDM yang kita siapkan untuk membangun daerah ini menjadi lebih maju di masa-masa yang akan datang,†ujarnya,
Dalam kesempatan, itu Arief M Edy menyerahkan berkas laporan hasil studi anak-anak praja asal Kaltim kepada HM Robyan Noor, sebagai bentuk tanggung jawab sekolah yang telah mendidik mahasiswa.
Pertemuan juga dihadiri sejumlah pejabat BKD kabupaten/kota. Dari Kota Balikpapan nampak hadir Asisten III, H Muhammad Nur dan Pemkab Berau dihadiri Asisten IV Syamsul Abidin. (Humas Prov kaltim/santos).