Jokowi mengatakan hal itu guna menanggapi kabar adanya keluhan dari Malaysia dan Singapura atas asap sebagai dampak dari kebakaran hutan di Indonesia.
"Kami di sini bisa mengendalikan dengan baik. Coba bandingkan dengan 2015, masih lebih jauh sekali; tetapi memang dampak kebakaran itu pasti mengeluarkan asap dan asapnya kalau kena angin bisa ke mana-mana," kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.
Baca juga: BPBD Kaltim ingatkan waspada ISPA akibat asap karhutla
Dia mengatakan panas yang terjadi akibat kemarau panjang saat ini memang melebihi normal. Kebakaran hutan, katanya, tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Amerika Serikat dan Kanada.
Jokowi pun sudah memerintahkan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo beserta pemda terkait untuk segera menangani sekecil apa pun titik api yang muncul.
"Harus ditangani agar tidak membesar," kata Jokowi.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membantah tudingan soal kabut asap sebagai dampak dari karhutla di Indonesia melintas hingga ke Malaysia.
Baca juga: BPBD Kaltim: Semua pihak bahu-membahu tangani karhutla
Berkenaan dengan peta citra asap lintas batas, KLHK mendapat laporan sandingan peta citra sebaran asap dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) untuk periode 28-30 September 2023 dan 1 Oktober 2023 pukul 16.00 WIB.
Pemerintah Indonesia memakai data ASMC dan citra satelit Himawari yang dioperasikan BMKG untuk melihat sebaran kabut asap ke negara-negara tetangga.
Berdasarkan data dari ASMC dan BMKG, hingga Sabtu pagi tidak terdeteksi ada asap lintas batas dari wilayah-wilayah Indonesia yang sedang mengalami karhutla, yaitu Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.