Anak muda asal Kalimantan Timur memiliki kemampuan berhasil menciptakan start up aplikasi di bidang lingkungan yang diakui secara nasional.
“Aplikasi ini untuk jasa pengelolaan sampah dan jual beli sampah yang mudah, cepat, dan menguntungkan semua dalam satu aplikasi,” ujar Dianisa di Samarinda, Minggu.
Dianisa Ester Bassay adalah alumnus S1 Psikologi Universitas Brawijaya Malang yang juga pendiri dan COO (Chief Operating Officer) Ciroes (Circular Economy Heroes) yakni sebuah aplikasi yang menyediakan layanan pengelolaan sampah dan jual beli sampah secara online.
Ia mengatakan, ide untuk membuat start up Ciroes muncul dari kepeduliannya terhadap masalah persampahan yang belum selesai di Indonesia.
Ia melihat adanya kesenjangan antara masyarakat, bank sampah, dan industri daur ulang dalam rantai pasok daur ulang.
Wanita kelahiran Balikpapan, 20 Januari 1998, mengaku, awalnya ia dan dua rekannya, Sandy Wijaya (CEO) dan Riko Riswandha Fahmi Prasetyo (CTO), hanya membuat aplikasi Ciroes sebagai proyek lomba.
Namun, setelah meraih berbagai prestasi di tingkat kota, provinsi, hingga nasional, mereka memutuskan untuk menjadikan aplikasi Ciroes sebagai start up resmi yang beroperasi sejak 7 Agustus 2022.
“Salah satu prestasi tertinggi kami adalah menjadi juara 1 Indonesia Digital Tribe 2022 oleh Kementerian BUMN, perlombaan start up terbesar dan bergengsi tahun 2022 yang mengalahkan 18.000 peserta dari seluruh Indonesia,” ungkap Dianisa.
Perlombaan tersebut disiarkan langsung oleh kanal YouTube Kementerian BUMN dan Narasi. Dan dihadiri oleh Pak Erick Thohir, Pak Nadiem Makarim, Mba Najwa Shihab, dan beberapa CEO dari venture capital.
Dianisa menambahkan, saat ini pengguna aplikasi Ciroes sudah mencapai lebih dari 5.000 pengguna aktif dari berbagai kalangan, mulai dari rumah tangga, perumahan, UMKM, bisnis, hingga korporasi. Ia berharap, aplikasi Ciroes dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
“Ciroes membawa harapan baru di tengah isu lingkungan dan perubahan iklim sebagai start up lokal asli Balikpapan,” tutur Dianisa.
Dirinya ingin mengambil peran sebagai perusahaan pengelolaan sampah ternama di Indonesia agar masalah sampah di ibu kota Jakarta seperti TPA Bantar Gebang tidak terjadi di ibu kota negara yang baru
Untuk rencana pengembangan ke depan, Dianisa mengatakan rencananya akan membuat ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi sehingga tidak ada lagi sampah yang ditimbun di TPAS.
Ia menuturkan aplikasi Ciroes menerapkan konsep circular economy karena percaya bahwa sampah memiliki nilai jika dikelola dengan baik sehingga semua menjadi bermanfaat.
“Kami akan terus berinovasi dalam teknologi untuk menjadi top of mind perusahaan pengelolaan sampah di Indonesia bahkan global,” kata Dianisa.
Dianisa juga mengajak generasi muda untuk peduli terhadap isu-isu lingkungan dan mendukung gerakan dan inovasi yang menghadirkan solusi terkait masalah lingkungan.
Ia berpesan agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi besar dan berani mengambil risiko.
“Generasi muda adalah generasi yang perlu diberikan edukasi sejak dini agar perubahan secara masif dapat terjadi pada zaman mereka nanti. Jangan takut bermimpi besar dan berani ambil risiko. Karena mimpi tanpa aksi adalah khayalan,” kata Dianisa alumnus S1 Psikologi Universitas Brawijaya Malang.