Samarinda (ANTARA Kaltim) - Jumlah kredit yang disalurkan semua bank di Kaltim sepanjang 2013 mencapai Rp63,47 triliun atau naik 23,54 persen ketimbang tahun sebelumnya sehingga menandakan usaha masyarakat semakin tumbuh.
"Dilihat dari sisi pemanfaatan, maka proporsi kredit di Kaltim cenderung berimbang antara kredit investasi, modal kerja, dan kredit konsumsi, tetapi masih lebih tinggi kredit investasi," ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim Ameriza M Moesa di Samarinda, Senin.
Kredit modal kerja di Kaltim banyak terserap di sektor perdagangan, sementara kredit investasi tingkat penyerapannya didominasi oleh angkutan laut domestik, sektor perkebunan kelapa sawit, dan untuk pembangunan real estate (perumahan).
Dilihat per kegiatan yang membutuhkan pembiayaan, maka hal yang menjadi tujuan utama pembiayaan adalah sektor perdagangan dan jasa dunia usaha.
Sedangkan penyaluran kredit sektor pertambangan mulai mengalami peningkatan, kemudian kredit industri pengolahan juga mengalami peningkatan terutama realisasi untuk kredit sindikasi pembangunan Pupuk Kaltim atau PKT V di Kota Bontang.
Lokasi penyaluran kredit terbanyak masih didominasi oleh dua kota besar di Kaltim, yakni untuk usaha di Samarinda dan Balikpapan.
Tujuan penyaluran kredit di Samarinda terutama untuk kegiatan pertanian, konstruksi, dan transportasi, sedangkan kredit untuk Balikpapan digunakan untuk sektor pertambangan dan perdagangan.
Tetapi untuk peningkatan pertumbuhan kredit tahunan tertinggi terjadi di dua daerah di Kaltim, yakni di Bontang yang naik 85,97 persen dan di Kabupaten Kutai Timur yang naik 53,97 persen.
Rincian penyaluran kredi per kabupaten dan kota di Kaltim hingga posisi November 2013 adalah untuk Samarinda Rp26,061 triliun, Balikpapan Rp20,924 triliun, Tarakan Rp1,9 triliun dan Bontang Rp5,647 triliun.
Kemudian kredit yang disalurkan untuk masyarakat di Kutai Kartanegara Rp2,6 triliun, Berau Rp1,4 triliun, Bulungan Rp668 miliar, Kutai Barat Rp351 miliar, Kutai Timur Rp1,2 triliun, Malinau Rp488 miliar, Nunukan Rp612 miliar, Paser Rp1,1 triliun, dan Penajam Paser Utara Rp344 miliar. (*)