Samarinda (ANTARA Kaltim) - Nilai investasi yang masuk ke Provinsi Kaltim pada triwulan pertama 2014 mengalami penurunan 0,37 persen ketimbang triwulan yang sama 2013 karena masih menunggu kebijakan pemerintah baru.
"Menurunnya investasi di Kaltim terjadi lantaran sikap para investor yang masih menunggu kebijakan pemerintahan baru disamping masih belum stabilnya harga batu bara dunia," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltim Ameriza M Moesa di Samarinda, Kamis.
Pada triwulan I 2014 katanya, nilai investasi yang masuk ke Kaltim dari sektor penanaman modal asing (PMA) sebesar 792 juta dolar AS atau setara dengan Rp7,92 triliun, sedangkan investasi dari sektor penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp709 miliar.
Menurutnya, turunnya investasi yang masuk ke Kaltim dipengaruhi oleh impor barang modal yang berkontraksi (menurun) minus 24,46 persen ketimbang triwulan yang sama 2013.
Sedangkan transaksi impor triwulan I 2014 mencapai 2,08 miliar dolar yang didominasi impor migas senilai 1,7 miliar dolar, sementara menurunnya impor non migas didominasi bahan peledak tambang yang merupakan respon masih belum pulihnya harga batu bara.
Dia juga mengatakan bahwa untuk nilai ekspor migas dari Kaltim pada triwulan I 2014 sebanyak 2,78 miliar dolar, sedangkan ekspor non migas mencapai 4,08 miliar dolar.
Di sektor pertanian, kata dia, terjadi perlambatan pertumbuhan yang menjadi 6,89 persen. Perlambatan terjadi pada sub sektor tanaman pangan, sedangkan kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kaltim dan harga crude palm oil (CPO) secara internasional, menjadikan sentiment positif bagi produsen di Kaltim.
Sementara di sektor pertambangan pada triwulan I 2014 terkontraksi semakin dalam yang menjadi 9,25 persen. Bahkan kontraksi terus terjadi selama dua tahun terakhir.
Penurunan yang cukup dalam terjadi karena belum adanya sumur baru. Hal lain yang mempengaruhi penurunan migas adalah belum adanya kepastian perpanjangan kontrak di Blok Mahakam. (*)