Balikpapan (ANTARA) - Jumlah titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Jumat, 28 April 2023 turun menjadi 19 titik/lokasi setelah ditangani oleh pihak terkait dan titik panas berkurang banyak dari dua hari sebelumnya (Rabu, 26/4) terdapat titik panas yang berada di 68 lokasi
"Sebaran 19 titik panas yang terdeteksi hari ini sudah kami informasikan ke pihak terkait agar kembali mendapatkan tindakan lebih lanjut," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Jumat.
Sebanyak 19 titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 16.00 Wita dan langsung diinformasikan ke instansi terkait, terutama ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar segera mendapat penanganan.
Dua hari sebelumnya yang terdeteksi 68 titik panas, tersebar di tiga kabupaten, yakni di Kabupaten Kutai Timur ada 20 titik, Kutai Kartanegara tujuh titik, dan Kabupaten Berau terdapat enam titik panas.
Sedangkan 19 titik panas yang terpantau hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada juga yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
"Sebanyak 19 titik panas yang terpantau hari ini tersebar di dua daerah, yakni di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 14 lokasi dan di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat lima lokasi titik panas," katanya.
Rinciannya adalah 14 titik di Kutai Timur tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Bengalon satu lokasi, Busang, Kaubun, Kongbeng masing-masing dua lokasi, dan di Kecamatan Sangatta Utara tersebar di tujuh lokasi.
Sedangkan lima lokasi titik panas di Kutai Kartanegara tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kota Bangun dan Loa Kulu masing-masing ada dua titik, kemudian di Kecamatan Marang Kayu ada satu lokasi.
Sebenarnya, jelas Diyan, bulan ini masih masuk musim hujan, namun terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla), maka semua pihak harus saling menjaga dan waspada.
"Kami mengimbau semua elemen masyarakat sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan," kata Diyan.