Balikpapan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan kembali mendeteksi 16 titik panas yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga semua pihak diajak saling waspada dan menjaga agar dapat mengurangi titik panas.
"Sebaran titik panas itu langsung kami informasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Kamis.
Keenam belas titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 17.00 Wita dan langsung disampaikan ke instansi terkait, terutama ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar mendapat penanganan.
Sehari sebelumnya (Rabu, 13/4), pihaknya juga mendeteksi 18 titik panas yang tersebar di empat kabupaten, yakni Kutai Timur, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Berau, namun titik panas tersebut sudah padam setelah dilakukan penanganan oleh pihak terkait.
Sedangkan 16 titik panas yang terpantau hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
Sebaran 16 titik panas yang terdeteksi hari ini juga tersebar pada empat kabupaten, yakni Kabupaten Paser ada 4 titik, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara masing-masing 1 titik, dan di Kabupaten Kutai Timur terdeteksi 10 titik.
Rinciannya adalah 1 titik yang terpantau di Kutai Barat berada di Kecamatan Bongan, kemudian 1 titik di Kutai Kartanegara berada di Kecamatan Loa Kulu, keduanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Untuk 4 titik yang terpantau di Kabupaten Paser, lanjutnya, 3 titik berada di Kecamatan Batu Sopang dan 1 titik lagi berada di Kecamatan Muara Komam, keempatnya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Sedangkan 10 titik yang terpantau di Kutai Timur, tersebar pada dua kecamatan, yakni Kecamatan Bengalon dan Teluk Pandan yang masing-masing terdapat lima titik dan semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Seiring dengan adanya titik panas hampir tiap hari, maka ia mengimbau semua elemen masyarakat sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar.
"Sebenarnya bulan ini masih masuk musim hujan, namun memang terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla), maka semua pihak harus saling menjaga dan waspada," ujar Diyan.*