Balikpapan (ANTARA) - Manajemen Proyek Refinery Development Master Plan Joint Operation (RDMP-JO) Pertamina Balikpapan menegaskan perkelahian dua karyawan yang menyebabkan salah satu meninggal dunia karena persoalan pribadi.
"Kami menyatakan penyesalan dan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban atas kejadian perkelahian antara dua karyawan kontraktor RDMP-JO, PL dan WD, yang berujung tewasnya WD," kata Humas RDMP JO Prisca Christina di Balikpapan, Minggu.
Pihaknya juga menyerahkan kasusnya kepada pihak kepolisian selaku aparat yang berwenang untuk memproses hukum kasus tersebut
Satu hal yang diyakini Manajemen RDMP adalah pangkal perkelahian merupakan urusan pribadi antara keduanya, dan tidak terkait hal pekerjaan.
Christina memastikan sebab di dalam proyek atau pekerjaan sudah ada mekanisme yang mengatur dan setiap permasalahan segera ditangani sejak awal.
Namun demikian, selain juga menyerahkan kasusnya kepada polisi, pihak RDMP JO tetap mengumpulkan keterangan mengenai latar dan sebab kejadian.
“Kami berkomunikasi dengan para pihak di lapangan, terutama dengan perusahaan tempat korban dan pelaku bekerja,” lanjut Christina.
Satu hal yang juga dipastikan adalah baik korban maupun pelaku berasal dari daerah lain, atau bukan warga Kota Minyak Balikpapan.
Mereka adalah tenaga kerja yang didatangkan perusahaan yang berkontrak dengan RDMP-JO.
Kejadian perkelahian yang melibatkan PL dan WD terjadi Sabtu (11/2)di area Kilang Balikpapan di Jalan Yos Sudarso, tempat Proyek RDMP JO berlangsung.
Dalam perkelahian itu, pada satu titik PL menghantam kepala WD dengan sebatang pipa besi seukuran lengan, hantaman itu berakibat fatal WD tewas di tempat.
PL pun langsung diamankan rekan-rekannya dan kemudian dibawa polisi ke Markas Kepolisian Resort Kota Balikpapan.
“Kami masih selidiki apa sebab musabab perkelahian yang menyebabkan satu orang tewas ini,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta, Komisaris Polisi Zamhuri pada kesempatan terpisah.
Proyek RDMP JO adalah proyek peningkatan kapasitas Kilang Pertamina Balikpapan, dari saat ini mampu mengolah 260.000 barel minyak per hari menjadi 360.000 barel minyak per hari mulai 202.
Saat ini proyek melibatkan tidak kurang dari 18.000 pekerja yang berasal dari banyak tempat, termasuk dari luar negeri.
Para pekerja umumnya terdaftar sebagai karyawan dari perusahaan kontraktor atau pun sub kontraktornya.
Secara resmi proyek RDMP mulai dikerjakan sejak awal 2019, walaupun persiapannya sudah dimulai setidaknya pada 2015 di mana Pertamina mulai mengubah tata letak bangunan dan peruntukan lahan di kawasan Karang Anyar dan Gunung Polisi di Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat.
Sebagian rumah karyawan di Kawasan Komplek Pertamina Karang Anyar pun digusur dan para penghuninya dipindahkan ke dua menara apartemen di Gunung Polisi di mana pembangunan apartemen itu juga menggusur sejumlah rumah dinas.
Mekanisme pekerjaan proyek, seperti lazim dalam proyek besar, adalah satu bagian pekerjaan tertentu dikerjakan oleh satu atau beberapa perusahaan yang ahli dalam bidang tersebut.
Dengan cara seperti itu, maka puluhan perusahaan dengan berbagai bidang keahlian yang sesuai terlibat pembangunan.
Perusahaan-perusahaan ini membawa dan merekrut tenaga kerjanya masing-masing.
“Pada puncak pekerjaan nanti, perhitungan kami, jumlah pekerja yang diperlukan bisa mencapai 20 ribu orang lebih,” kata Christina dalam kesempatan lain.