Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kaltim Ameriza M Moesa menilai bahwa meningkatnya pembangunan infrastruktur di sejumlah kawasan di Kaltim telah berdampak terhadap pertumbuhan investasi PMA maupun PMDN.
"Perkembangan investasi yang positif di Kaltim, merupakan kontribusi dari meningkatnya pembangunan sejumlah infrastruktur jalan, perhubungan, kawasan industri dan kelistrikan di beberapa kabupaten dan kota," ucap Ameriza di Samarinda, Rabu.
Beberapa infrastruktur yang mendorong pertumbuhun investasi itu antara lain telah difungsikannya Pelabuhan Peti Kemas Palaran di Samarinda, kawasan industri dan Pelabuhan Internasional Karingau di Balikpapan, dan sejumlah ruas jalan di Kaltim yang terus ditingkatkan pembangunannya.
Selain itu, lanjut Riza, saat ini sedang berjalan sejumlah proyek besar pemerintah seperti pembangunan Bandara Samarinda Baru (BSB), perluasan Bandara Sepinggan di Balikpapan, pembangunan jalan tol Samarinda - Balikpapan, dan pembangunan jembatan Pulau Balang untuk menghubungkan Balikpapan dan Penajam.
Semua infrastruktur yang berkaitan langsung dengan perhubungan, termasuk pembangunan sejumlah infrastruktur tersebut diyakini mampu meningkatkan optimisme pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian Kaltim yang semakin meningkat di tahun-tahun mendatang.
Dia juga mengatakan berdasarkan data Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah Kaltim, menunjukkan realisasi investasi sampai dengan triwulan II 2013 tumbuh cukup baik, yakni mencapai Rp1,39 miliar untuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan senilai Rp4,84 miliar berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Investasi dari PMA sebagian besar bergerak pada sektor primer, antara lain sektor tanaman pangan, perkebunan kelapa sawit, dan begerak di sektor tambang batu bara.
Sedangkan investasi yang masuk dari jalur PMDN, lebih banyak bergerak di bidang tertier, yakni didominasi oleh sektor jasa pendukung operasional sektor usaha primer.
Daerah tujuan utama investasi terbesar di Kaltim adalah Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Paser, pasalnya dua daerah itu merupakan kabupaten yang potensial sebagai pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit.
Dari realisasi investasi tersebut, lanjut Riza, diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 19.000 orang lebih dari PMA dan terserap sebanyak 10.000 lebih tenaga kerja dari investasi PMDN.
Indikator investasi lainnya di Kaltim juga menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari realisasi pengadaan semen dan perkembangan impor barang modal.
Di sisi lain, kredit investasi berdasarkan lokasi proyek, meskipun mengalami pertumbuhan positif, tetapi agak melambat ketimbang tahun sebelumnya, yakni mencapai Rp32,19 triliun atau tumbuh sebesar 22,19 persen. (*)