Bontang (ANTARA) - Berpegang teguh pada prinsip menjalani hidup sesuai passion yang diminati, telah menjadi pilihan bagi Kahar Muzakkir (29), pemuda asal Kelurahan Loktuan Bontang Utara, Kota Bontang.
Meski memiliki bekal ijazah D3 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Kahar lebih memilih mengisi hari-harinya untuk membantu pengembangan UMKM lokal Bontang melalui ekosistem digital, untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha kecil agar tumbuh dan berkembang.
Alumni SMK Negeri 1 Bontang ini mengaku, dorongan untuk menghadirkan wadah bagi pelaku UMKM ini berangkat dari pilihan hidupnya untuk menjadi pengusaha, ketimbang menjalani profesi sesuai bidang ilmu yang dimiliki.
Menurut Kahar, menjadi pengusaha merupakan jalan hidup yang diimpikan, dan telah dirintis sejak bangku perkuliahan.
Pada 2014, Kahar mulai merintis usaha online dengan berjualan racun tikus dari kamar kos di Surabaya.
Dia menilai bisnis ini memiliki potensi, karena melihat kebutuhan masyarakat khususnya di kawasan tempat dia tinggal. Selain itu, Kahar juga bekerja sebagai freelance marketing di salah satu public speaking academy, untuk mempertajam ilmu bisnis yang mulai dia geluti.
Setahun berjalan, akhirnya Kahar bisa membuka cabang sekolah public speaking secara mandiri, sekaligus menjadi trainer di akademi yang dia bangun.
Hal ini pun mengantarkannya menjadi salah satu corporate trainer di bidang public speaking dan marketing di Kota Surabaya.
"Dengan bekal itu, saya bersama beberapa teman kemudian mendirikan startup digital di bidang edukasi bisnis melalui Games pada 2016, sekaligus membangun jaringan informasi perkotaan yang berisi tentang kemacetan, banjir hingga kebakaran," ujar Kahar.
Naluri bisnis pun kian diasah pemuda kelahiran 18 Januari 1993 ini, setelah melihat peluang dari berbagai hal yang dia hadapi selama menjadi trainer.
Dimana tingginya permintaan untuk persewaan LCD proyektor, televisi hingga videotron di Surabaya kala itu, membuat Kahar ikut terjun mencoba peruntungan. Jasa persewaan yang dimulai pada 2017 itu pun akhirnya mampu berkembang dan bertahan hingga kini.
Selain menekuni bisnis, sepanjang tahun 2017 Kahar juga aktif berbagi pengalaman melalui program Google Gapura Digital, yang digagas Google untuk membantu pengembangan UMKM go Digital.
Berkat kemampuan dan pengalamannya, Kahar turut membimbing kurang lebih 200 lebih UMKM Kota Surabaya setiap pekan, agar para pelaku usaha kecil dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi untuk meningkatkan potensi penjualan secara digital.
"Jadi kami membimbing pelaku UMKM untuk memanfaatkan fitur yang ada di Google guna meningkatkan potensi usaha, sehingga mereka tak hanya berjualan atau promosi secara offline tapi juga online," kata Kahar.
Jalan hidup mengantarkan Kahar untuk meneruskan mimpinya di kota kelahirannya sendiri. Akhir 2018, Kahar diminta pulang kampung ke Bontang oleh orangtua untuk menjalani karir secara profesional.
Namun alih-alih mengabdikan diri sebagai ahli fisioterapi, Kahar makin terdorong untuk terjun dalam dunia bisnis, sekaligus memanfaatkan ilmu yang selama ini terasah di perantauan untuk bermanfaat bagi warga Bontang.
Masih terbayang dalam benak Kahar, kegelisahan yang dia rasakan saat melihat data pusat statistik yang menunjukkan masih tingginya angka pengangguran di Kota Bontang.
Ditambah kemunculan pandemi COVID-19 di awal 2020, makin memperparah kondisi di masyarakat yang banyak kehilangan pekerjaan akibat pembatasan aktivitas.
Dirinya pun merasa terpanggil untuk membantu masyarakat agar tetap mendapatkan penghasilan selama pandemi, dengan mencari berbagai peluang yang bisa berjalan efektif dan optimal.
Melihat kecenderungan masyarakat yang merubah kebiasaan belanja langsung menjadi transaksi online selama pandemi, akhirnya dimanfaatkan Kahar dengan menghadirkan standar pelayanan prima melalui jasa kurir lokal dengan nama Bontang Ojek (Bonjek).
Melalui gagasan ini, Kahar pun mampu mengakomodasi puluhan masyarakat mendapatkan pekerjaan baru sebagai kurir Bonjek, untuk jasa pengantaran dari rumah ke rumah maupun pesan antar berbagai kebutuhan masyarakat dengan ribuan order setiap bulan.
Para pelaku usaha kecil rumahan pun akhirnya kembali bergeliat, karena tetap bisa menjual ragam produk secara online melalui media sosial, yang selanjutnya bisa diantarkan kepada pelanggan menggunakan jasa Bonjek.
"Selain memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat, kehadiran Bonjek juga untuk mensupport kebutuhan masyarakat saat pandemi termasuk usaha rumahan agar tetap produktif berjualan," tutur Kahar.
Hal ini kemudian menarik minat PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk berkolaborasi menghadirkan ekosistem digital bagi pelaku UMKM Bontang, agar kembali tumbuh dan berkembang pasca pandemi.
Gagasan tersebut akhirnya dituangkan melalui inisiasi Komunitas Digital bertajuk Borneo pada awal 2022.
Kahar sebagai local heroes diamanahkan PKT membentuk suatu wadah yang bisa mengakomodasi lebih banyak pelaku UMKM lokal, dengan memanfaatkan teknologi digital untuk sarana promosi dan penjualan yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Melalui pembinaan PKT, akhirnya terbentuk marketplace Borneo Online Store atau disingkat Borneos.co, yang memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM menjual produk sekaligus masyarakat untuk mengakses berbagai kebutuhan dalam satu wadah.
Untuk mengakses Borneos.co, pelanggan juga tak perlu menginstal aplikasi di smartphone, karena marketplace yang dihadirkan berbasis website.
"Dengan pembinaan PKT, kini Borneos.co sudah memfasilitasi ratusan UMKM lokal dengan berbagai produk didalamnya," tandas Kahar.
Borneos.co sebagai suatu ekosistem digital tak hanya mewadahi penjualan dan promosi, tapi juga membekali pelaku usaha kemampuan berbisnis secara online melalui berbagai pembinaan, untuk penguatan kapasitas sumber daya manusia.
Para pelaku UMKM yang bergabung di Borneos.co dibekali berbagai kemampuan untuk pengembangan bisnis, mulai dari tata cara foto produk yang menarik, cara memasarkan lewat sosial media hingga dasar-dasar bisnis seperti menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), membuat laporan keuangan, serta cara memisahkan keuangan pribadi dan bisnis.
Berbekal pengalamannya pada program Google Gapura Digital, Kahar juga rutin memberikan edukasi bagi pelaku UMKM Bontang yang tergabung di Borneos untuk memanfaatkan fitur yang tersedia di platform Google Bisnis.
Hal ini guna memaksimalkan promosi produk agar lebih dikenal publik, dengan pengenalan dan pendampingan lebih dalam.
Terlebih fitur bisnis pada platform Google bisa menjadi sarana utama agar produk UMKM lebih dikenal.
Peluang ini bisa dimaksimalkan, karena kecenderungan masyarakat yang ingin mengetahui suatu produk akan merujuk pada hasil mesin pencari tersebut.
Selain itu para pelaku usaha juga bisa melakukan evaluasi perkembangan hasil pencarian produk yang telah didaftarkan di Google Bisnis, sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk meningkatkan potensi penjualan dan menarik minat pelanggan.
"Bekal ini yang terus kami berikan bagi pelaku UMKM lokal, sehingga daya saing dan penjualan produk semakin meningkat dengan memaksimalkan fitur digital yang tersedia," lanjut Kahar.
Melalui program kepeloporan Bonjek dan Borneos, Kahar pun berhasil menembus seleksi tingkat Kota Bontang dan Provinsi Kaltim pada lomba Pemuda Pelopor tahun 2022, yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Kahar dipercaya mewakili Kalimantan Timur untuk seleksi tingkat Nasional di bidang Teknologi dan Inovasi.
Dirinya mengaku sangat bersyukur gagasan dan inovasinya mampu membawa nama baik Bontang dan Kaltim ke tingkat Nasional, seiring semangat menghadirkan ekosistem digital dalam menyambut IKN untuk mendorong pertumbuhan UMKM agar lebih maju dan berdaya saing.
"Semua ini tak lepas dari pembinaan PKT yang memberikan peluang serta kesempatan bagi putra daerah untuk berinovasi, sehingga mampu memberi manfaat bagi masyarakat. Semoga inovasi ini bisa diterima dan terus didukung seluruh elemen di Kota Bontang, sehingga UMKM kita kembali bangkit pasca pandemi," pungkas Kahar. (*)