Balikpapan (ANTARA Kaltim)-Penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balikpapan yang semula diharapkan selesai Januari 2014 tertunda hingga Juni 2014 mendatang.
Penundaan ini karena ada sebagian rencana bangunan yang belum bisa didirikan karena lahannya masih dikuasai masyarakat.
Masyarakat sendiri meminta ganti rugi sesuai harga pasar dan menolak dibayar sesuai dengan nilai jual obyek pajak (NJOP).
"Itu yang kami masih coba kompromikan di sini," kata Abdullah, Ketua Komisi III DPRD Balikpapan yang meninjau lokasi pembangunan RSUD tersebut.
RSUD Balikpapan dibangun di Jalan S Parman di kawasan Gunung Malang, di bekas lokalisasi Lembah Harapan di tahun 1980-an.
Rumah Sakit ini nantinya diperuntukkan bagi pengobatan dan perawatan masyarakat miskin yang ditandai dengan tidak adanya kelas sebagai ruang perawatan. Seluruh ruangan adalah bangsal.
Namun demikian, masyarakat setempat tetap ingin tanahnya dihargai dengan harga pasar.
"Memang kesulitannya di situ, antara pemerintah dengan masyarakat belum sepakat meskipun saling memahami. Ini karena untuk pembebasan lahan ini menggunakan dasar hukum yang menyatakan pemerintah harus mengacu kepada NJOP untuk mengadakan tanah bagi keperluan umum," kata Abdullah panjang lebar.
Meski demikian, sambungnya, pada 2014 mendatang pemerintah berencana menerbitkan PP atau peraturan pemerintah yang menggunakan appraisal atau penaksiran harga yang mungkin bisa disepakati bersama antara pemerintah dan masyarakat.
"Apalagi ini untuk rumah sakit, untuk kesejahteraan dan kemudahan kita semua. Kami berharap mari kita semua mendukung pembangunannya," demikian Abdullah.
Saat ini masyarakat Kota Minyak dilayani utamanya oleh RSUD Kanujoso Djatiwibowo, rumah sakit besar di Jalan MT Harjono yang juga terus berbenah.
Turut banyak melayani warga miskin kota adalah RS Tentara dr Hardjanto di Kompleks Kodam VI Mulawarman.
Selain itu ada rumah-rumah sakit swasta yang tersebar di seluruh kota. RSU Pertamina dan RS Restu Ibu menjadi rujukan bagi kaum menengah atas kota, peran yang juga perlahan didapat RS Balikpapan Baru dan RS Siloam.
Balikpapan juga memiliki puluhan klinik yang sering lebih efektif daripada rumah sakit dalam memberi layanan.
"Saya biasa berobat ke Klinik Ibnu Sina di Rapak, dekat, ringkas, apalagi mereka juga menerima Askes," kata Hanafi, warga Km 5 Jalan Soekarno-Hatta. Klinik Ibnu Sina adalah klinik yang dikelola yayasan di bawah naungan PT Pertamina. (*)
Pembangunan RSUD Balikpapan Terkendala Lahan
Jumat, 16 Agustus 2013 17:40 WIB