Balikpapan (ANTARA) - Bank Indonesia memperkirakan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) akan turut memberi andil pada inflasi di Balikpapan.
Penambahan waktu karantina dan pembatasan pasokan dari daerah peternak sapi seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Jawa membuat harga daging melonjak dan pada gilirannya menambah faktor inflasi.
“Selain PKM, juga harga telur ayam,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan R Bambang Setyo Pambudi, Sabtu.
Harga daging sapi saat ini mencapai Rp150 ribu per kg dari biasanya Rp125-130 ribu per kg.
Harga naik sebab Balikpapan kekurangan pasokan sebab larangan mendatangkan sapi dari daerah di mana PMK sedang berjangkit, yang bukan kebetulan adalah daerah-daerah pemasok sapi bagi Balikpapan seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, Jawa, dan Aceh.
Namun bila dalam waktu dekat ini wabah yang bisa berakibat fatal pada hewan memamah biak itu bisa diatasi, dan pasokan menjadi lancar kembali, maka kemungkinan tekanan PMK pada inflasi Balikpapan juga berkurang.
Terlepas dari itu, pada Mei 2022, Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,52 (mtm), lebih tinggi 1,33 persen dibandingkan inflasi bulan April 2022 .
Sementara secara tahunan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan tercatat sebesar 4,87 persen, atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (3,55 persen) dan dibandingkan Kalimantan Timur (4,27 persen)
“Inflasi tahunan Balikpapan tersebut berada di atas rentang target inflasi tahun 2022 sebesar 3,0 persen ±1,” kata Bambang.
Inflasi pada Mei tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan minuman dan tembakau, yang memberikan andil 0,29 persen lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.
Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga daging ayam ras karena pasokan turun sebab para peternak dan transporter libur lebaran.
Harga tomat juga menyumbang inflasi karena pasokan dari Jawa Timur dan Sulawesi menurun sebab curah hujan tinggi.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas sayuran lainnya seperti daun bawang, kangkung, dan kacang panjang.
Kelompok transportasi juga mendorong inflasi dengan andil 0,12 persen sebab kenaikan harga tiket pesawat saat awal Mei pada momen mudik dan arus balik hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah.
Saat itu, harga tiket pesawat ke Banjarmasin dari Balikpapan, yang hanya 40 menit terbang, naik hingga 3 kali lipat dari lebih kurang Rp600 ribu menjadi Rp1,8 juta.
Inflasi juga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebab harga semen naik karena harga batu bara dunia juga naik.
Di sisi lain, beberapa komoditas makanan mengalami deflasi atau penurunan harga, antara lain cabai rawit, bawang merah, sawi hijau, dan bawang bombay. Pasokan komoditas tersebut lancar.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota untuk menjaga ketersediaan barang dan kelancaran pasokannya, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil,” kata Bambang.