Samarinda (ANTARA Kaltim) - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui berbagai pihak terkait terus melakukan dorongan guna mengembangkan industri hulu hingga hilir dari subsektor peternakan, untuk mencukupi kesediaan dan keamanan pangan asal ternak baik daging maupun telur.
"Upaya lain yang dilakukan adalah meningkatkan SDM peternakan agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing, termasuk mendorong terciptanya peluang ekonomi dan masuknya investasi," ujar Kepala Dinas Peternakan Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Kamis.
Berkembangnya industri hulu dan hilir ini dimaksudkan agar dunia peternakan dapat mendukung penyediaan sumber energi alternatif, terutama di tingkat pedesaan yang juga berfungsi untuk menjaga lingkungan.
"Pengembangan industri peternakan ini untuk mendukung visi Pemprov Kaltim, yakni mewujudkan Kaltim sebagai pusat agroindustri dan energi terkemuka menuju masyarakat adil dan sejahtera," ujarnya.
Terkait dengan penyediaan sumber energi alternatif di perdesaan, katanya, pada 2013 ini pihaknya mendistribusikan sebanyak 125 unit alat perlengkapan biogas untuk 125 desa yang tersebar di sejumlah kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara).
Pengadaan 125 unit perlengkapan biogas tersebut berasal dari dua mata anggaran, yakni dari pemerintah pusat melalui APBN dan dari Pemprov Kaltim melalui APBD 2013.
Bantuan peralatan biogas diperuntukkan bagi desa-desa yang warganya memelihara sapi atau kerbau, pasalnya bahan utama untuk memfungsikan biogas tersebut harus ada kotoran sapi atau kerbau.
Hingga kini, di Kaltim dan Kaltara telah memiliki 247 desa mandiri energi karena menggunakan biogas berbahan bakar kotoran hewan (kohe), diharapkan sejumlah desa lain yang berdekatan dengan desa itu dapat mengikutinya.
Bantuan peralatan unit biogas tersebut diberikan mulai 2009 hingga 2012, sementara jumlah bantuan untuk desa-desa di Kaltim setiap tahun tidak sama karena disesuaikan dengan anggaran yang ada.
Kapasitas biogas tersebut 4-5 kubik sehingga mampu digunakan untuk dua kepala keluarga. Peralatan per satu unit biogas dapat digunakan untuk menyalakan kompor dan lampu penerangan.
Satu paket atau satu unit peralatan biogas yang diberikan terdiri instalasi pengolahan, dua lampu, mata kompor, dan satu alat memasak nasi, sementara biaya pengadaan satu unit biogas sekitar Rp18 juta.(*)