Nunukan (ANTARA Kaltim) - Pengumuman kelulusan di SMA Negeri 1 Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat, melalui layanan pesan singkat (short message service/SMS) agar siswa tidak melakukan aksi konvoi kendaraan.
Walaupun demikian, dia tetap meminta siswanya untuk hadir di sekolah untuk mendapatkan informasi terkait dengan siswa yang berhasil meraih peringkat 1-10.
"Kami lakukan pengumuman melalui handphone orang tua masing-masing siswa dengan cara SMS-an. Langkah ini untuk menghindari supaya tidak ada aksi coret-coret dan konvoi kendaraan," ujarnya usai mengumumkan siswanya yang berhasil masuk 10 besar.
Ia juga mengatakan, langkah ini juga dilakukan agar siswa yang dinyatakan lulus tidak bergembira di atas kesedihan teman-temannya yang dinyatakan tidak lulus.
"Masak mereka mau bergembira dengan main coret-coret pakaian atau konvoi kendaraan, sementara ada temannya yang tidak lulus," ujar dia.
Husin Manu mengaku bahwa pihaknya sengaja tidak menempelkan pengumuman kelulusan di sekolah sebagai bentuk perhatian sekolah agar siswa yang dinyatakan lulus UN tidak melakukan aksi.
Namun tidak demikian yang terjadi di SMA Negeri 1 Nunukan. Usai pengumuman kelulusan sekitar pukul 16.30 Wita, sebagian besar siswa melakukan aksi coret-coret pakaian dengan menggunakan spidol atau pilox dengan warna bervariasi.
Aksi coret-coret ini sudah menjadi tradisi bagi siswa siswi usai pengumuman kelulusan UN seluruh Indonesia sebagai bentuk kegembiraan, kata salah seorang siswa SMA Negeri 1 Nunukan. (*)