Samarinda (ANTARA) - Penyekatan jalur transportasi antarkota di Provinsi Kalimantan Timur berdampak pada jumlah pengunjung di Pasar Induk Segiri, Samarinda menjelang lebaran tahun ini.
Salah satu pedagang di Pasar Segiri Samarinda, Suseno Aji mengatakan jumlah pengunjung tahun ini mengalami penurunan drastis lebih dari 50 persen dari tahun sebelumnya.
Bahkan Adi mengatakan kondisi pasar tradisional tersebut lebih sepi dari hari biasa sebelumnya terjadi aturan penyekatan jalur antarkota, karena penerapan kebijakan larangan mudik lebaran.
"Biasanya mendekati lebaran sudah banyak masyarakat dari Bontang, Tenggarong Kukar bahkan dari Kutai Timur menyerbu pasar, namun tahun ini mereka memilih untuk tidak berbelanja di Samarinda," kata Adi di Samarinda, Sabtu.
Kondisi yang sama dialami Nurwati pedagang baju di Pasar Segiri yang mengaku sejumlah pelanggannya banyak berasal dari luar Kota Samarinda.
"Menjelang lebaran seperti ini biasanya stok pakaian tinggal sedikit, namun saat ini memang lagi sepi pengunjung, sehingga stok masih cukup banyak," kata Nurwati.
Meski demikian, untuk sejumlah kebutuhan makanan di pasar tradisional terbesar di Kota Samarinda itu terlihat cukup berlimpah dan relatif tidak ada lonjakan harga.
"Kalau untuk telur ayam, memang sebelum puasa sudah ada kenaikan sedikit, dan saat ini harga relatif stabil," kata Pujiono pedagang sembako.
Komoditas daging yang biasa mengalami kenaikan harga menjelang lebaran, saat ini juga dalam posisi stabil dikisaran Rp 130 ribu perkilogram.
Bahkan untuk daging beku atau impor harganya dibawah Rp100 ribu perkilogram.
"Kalau untuk bawang putih, bawang merah, cabai, dan sayur- sayuran, harganya masih wajar dan kalau ada kenaikan dalam kisaran Rp5.000 perkilogram," kata Pujiono.