Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Technical Advisor PT Hutama Karya (HK) Idwan Suhendra mengatakan, ambruknya dua tiang penyangga atau pylon Jembatan Kartanegara pada Minggu sekitar pukul 13.55 Wita tidak sesuai dengan skema eksekusi pylon yang akan dilakukan.
"Semestinya eksekusi rencananya dilakukan dengan perlahan, kedua pylon akan dipotong menjadi beberapa bagian kemudian diangkat, sehingga tak ada bagian yang jatuh kesungai," kata Idwan Suhendra di Tenggarong, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, Minggu, beberapa saat setelah ambruknya dua pylon Jembatan Kartanegara.
Kedua tiang penyangga atau pylon Jembatan Kartanegara sebelumnya masih tetap berdiri meskipun badan jembatan itu telah ambruk setahun lalu atau tepatnya pada 26 November 2011, yang mengakibatkan 24 orang tewas dan beberapa korban lainnya tidak ditemukan jasadnya.
Sementara itu, PT Hutama Karya telah ditunjuk menjadi kontraktor untuk "membersihkan" dua pylon yang masih berdiri di Sungai Mahakam tersebut.
Menurut Idwan, upaya eksekusi pylon yang direncanakan PT HK yaitu diawali dengan menggeser kedua "tower" ke posisi perancah atau dudukan terbuat dari baja yang telah disiapkan pada masing-masing sisi pondasi bekas jembatan.
Setelah tepat di dudukan, katanya, pylon kemudin diturunkan atau dimasukkan kedalam dudukan tersebut secara bertahap.
Idwan Suhendra menjelaskan, alat yang digunakan untuk eksekusi pylon yakni Hydrolik Jack dengan kekuatan 150 ton sebanyak 32 unit. HydroliK Jack itu dibagai untuk dua sisi pilon (arah Tenggarong dan Samarinda) masing-masing 16 Hydrolic Jack. Alat tersebut untuk mendorong pylon ke arah perancah atau dudukan pylon.
Menurut dia, proses tersebut dikerjakan melalui jarak jauh, yaitu melalui station control, karena proses perobohan sangat berbahaya. Untuk itu menurut Idwan, semua alat digerakkan dengan remote control yang dipantau dengan 32 kamera secara langsung yang terhubung ke station control.
Kemudian setelah pylon didudukkan, lanjut dia, lalu dipasang penyangga untuk memperkuat posisi pylon di posisi dudukan itu. Pada posisi di dudukan itu, pylon akan agak condong ke Sungai Mahakam sehingga tegangan kabel atau kawat utama jembatan berkurang dan lebih dekat dengan permukaan air.
Setelah itu, katanya, akan dilakukan pelepasan klem utama kabel pada bagain puncak tower lalu pelepasan tutup sadel, sehingga kabel utama siap dilepas.
"Kabel utama itu berjumlah 38 buah terbuat dari baja, dengan berat tiap kabel sekitar 10 ton, tiap kabel akan ditarik dan digulung dengan winch kapasitas 20 ton pada kedua sisi ujung jembatan," paparnya.
Usai kabel digulung, kemudian dilakukan pembongkaran pylon dengan panjang 37 meter berat 600 ton per pylon itu dengan cara dipotong. Panjang potongan sekiar 5 meter, atau bervariasi disesuaikan dengan berat pylon, sehingga direncanakan ada sekitar 10 potongan pylon.
"Rencananya potongan itu akan kami pindahkan, lalu kami membongkar besi penguat lalu terakhir memobilisasi seluruh peralatan, pekerjaan selesai," kata Idwan.
Namun, ujarnya, upaya tersebut tidak berhasil, pylon ambruk sebelum dipotong-potong sehingga beberapa hari ke depan akan dilakukan upaya pembersihan kabel dan puing jembatan. (*)