Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Ribuan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kalimantan Timur berunjuk rasa di Kantor Gubernur Kaltim di Samarinda, Kamis, menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Unjuk rasa diawali dengan longmarch massa dan puluhan kendaraan roda empat sehingga sempat memacetkan lalu lintas di Jalan Gajah Mada yang merupakan jalan utama Kota Samarinda itu karena pengunjuk rasa memenuhi badan jalan.
Aksi penolakan BBM oleh partai berlambang banteng gemuk itu dipimpin oleh kader PDIP yang juga Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Marten Apuy, yang didampingi Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur, Sudarno.
"Seharusnya gaji pejabat mulai dari Presiden, Menteri,anggota DPR, termasuk DPRD Kaltim bisa dipotong untuk menyubsidi kenaikan harga BBM. Bukannya membebankan kepada rakyat kecil yang hidupnya sudah sengsara," kata Sudarno pada orasinya di depan Kantor Gubernur Kaltim.
Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak, sempat menemui pengunjuk rasa, didampingi sejumlah ajudan dan kawalan dari polisi serta Satpol PP.
Awang Faroek juga berorasi di hadapan ribuan simpatisan PDI Perjuangan. "Saya sejalan dengan tuntutan PDI Perjuangan, saya sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah akan meneruskan aspirasi ini kepada Presiden, karena seperti halnya falsafah PDIP saya juga pro wong cilik," kata Awang Faroek Ishak.
Unjuk rasa di depan kantor gubernur membuat polisi mengalihkan lalu lintas karena massa menutup jalan tersebut. Akibatnya, sejumlah ruas jalan di Samarinda mengalami kemacetan panjang.
Aksi tersebut dijaga ratusan polisi dari Polresta Samarinda, mulai dari satuan Dalmas, PHH hingga Brigade mobil.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa membawa pengeras suara. Selain itu ada beberapa peserta aksi membawa poster yang bertuliskan slogan tolak kenaikan BBM.
Usai menyampaikan tuntutan mereka kepada Awang Faroek Ishak, unjukrasa membubarkan diri dengan tertib. (*)
