Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Ratusan atlet dan pelatih olahraga Kalimantan Timur menggelar demo di Kantor Kejaksaan Tinggi setempat, Kamis, guna menandingi rencana aksi mahasiswa yang menuntut pengusutan dana pemberangkatan atlet dan pengurus KONI ke PON 2012 Riau.
Mereka menggelar orasi di halaman parkir kejaksaan tinggi, sembari membawa spanduk dan kertas karton bertuliskan kecaman terhadap aksi mahasiswa yang rencananya dilakukan di tempat yang sama.
Berdasarkan informasi, kelompok mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Keluarga Mahasiswa Kaltim bakal menggelar aksi di Kantor Kejati terkait penyalahgunaan anggaran pemberangkatan atlet dan pengurus KONI ke PON Riau.
Namun rencana aksi Mahasiswa tersebut batal digelar, dan hanya elemen olahraga Kalimantan Timur yang menggelar aksi di tempat yang sama.
"Keringat kami belum kering berjuang merebut prestasi di PON 2012, tapi kami telah diusik oleh provokator olahraga di Bumi Etam ini," tegas ketua aksi atlet Kalimantan Timur, Muslimin.
Menurut Muslimin, pencapaian prestasi atlet Kalimantan Timur pada PON 2012 telah memenuhi target lima besar dengan perolehan 44 emas, 45 perak dan 50 perunggu, dan seharusnya mahasiswa bangga dengan prestasi tersebut karena Kaltim berhasil menempatkan diri sebagai provinsi terbaik di luar Jawa.
"Pada masa persiapan PON 2012, kami juga merasakan efisiensi anggaran oleh KONI Kaltim, tapi kami masih dituding menghamburkan anggaran negara, ini yang membuat kami marah dan tidak terima," jelas Muslimin.
Ia meyakini ada oknum di balik rencana aksi mahasiswa tersebut karena secara administrasi di KONI Kaltim penggunaan anggaran keuangan menuju PON 2012 memang belum dipertanggungjawabkan.
"Dari mana mereka tahu ada penyelewengan dana, kalau laporan keuangannya saja belum dibuat, apalagi diserahkan ke pihak yang berwenang," jelas dia.
Muslimin menambahkan saat ini atlet dan pelatih tengah menantikan realisasi bonus PON 2012 yang rencananya bakal ditanggung oleh pemerintah daerah melalui dana APBD.
Pihaknya merasa khawatir dengan munculnya berbagai isu negatif terkait dana KONI tersebut, maka realisasi bonus tersebut bisa tertunda, apalagi bila sampai dibatalkan.
"Kalau itu terjadi, tentu kami sebagai atlet dan pelatih yang rugi. Padahal, kami sudah capek-capek berjuang membela Kalimantan Timur," tegas Muslimin. (*)