Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, pembangunan jalan poros menuju pelabuhan Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran, Samarinda, dengan nilai Rp358 miliar, sesuai dengan target harus tuntas pada 2013.
"Pembangunan jalan Poros Palaran sepanjang 18 kilometer itu sebagai penunjang dari kebaradaan TPK Palaran, sedangkan biayanya yang total Rp358 miliar itu dianggarkan dengan menggunakan sistem multiyears (tahun jamak) hingga 2013," ujar Gubernur Kaltim di Samarinda, Minggu.
Menurutnya, jalan tersebut menggunakan cor beton (rigid pavement) dengan status jalan Kelas I sehingga akan tahan ketika dilalui truk berat pengangkut peti kemas.
Progres fisik dari pembangunan jalan akses menuju TPK Palaran tersebut berdasarkan laporan pada Juni 2012 telah mencapai 11 persen, termasuk telah terbangun jalan sepanjang 4 kilometer dari total panjang yang mencapai 18 kilometer.
Sedangkan penyiapan badan jalan untuk pelebaran mencapai 65 persen. Jalan tersebut juga dapat dilalui masyarakat atau kendaraan umum sehingga masyarakat dapat merasakan kemulusan jalan.
Pelabuhan TPK Palaran selesai dibangun pada 2010 dan saat ini sudah beroperasi. Pembangunan TPK Palaran merupakan pengganti dari Pelabuhan Samarinda yang terletak di Jalan Yos Sudarso.
Namun saat ini TPK Palaran belum bisa beroperasi 100 persen karena belum dibangunnya terminal penumpang dan general cargo, sehingga proses bongkar muat peti kemas sebagian masih dilakukan di Pelabuhan Samarinda.
Menurutnya, dipindahnya Pelabuhan Samarinda ke TPK Palaran karena di Jl. Yos Sudarso berada di tengah kota, sehingga arus lalu lintas kerap macet karena adanya kendaraan berat pengangkut peti kemas.
Jika kondisi jalan di kota terus macet, maka hal itu akan dapat menggangu aktivitas warga, padahal masyarakat membutuhkan waktu cepat untuk mengerjakan berbagai usaha yang dijalankan.
Sebagai Ibukota Provinsi Kaltim, lanjutnya, maka Samarinda merupakan kota yang menjadi pusat kawasan industri dan jasa di Kaltim, sehingga kemacetan lalu lintas akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Perekonomian Samarinda selama ini ditunjang oleh sektor industri dan jasa. Guna mendukung perkembangan kota, maka Pemprov Kaltim melalui APBD I berupaya memberikan dukungan agar ibukota provinsi itu terus berkembang.
Selain APBD Kaltim digunakan untuk membangun TPK Palaran juga digunakan untuk membantu infrastruktur lain di Samarinda, tujuannya adalah agar pertumbuhan ekonomi Samarinda dapat lebih pesat.
Infrastruktur yang pembangunannya mendapat bantuan dari Pemprov Kaltim itu di antaranya pembangunan Bandara Samarinda Baru senilai Rp600 miliar, pembangunan Jembatan Mahakam Kota (Mahkota) II, dan sejumlah anggaran untuk menangani banjir di Samarinda.