Balikpapan (ANTARA) - Yayasan Tanoto atau Tanoto Foundation sudah melatih ratusan guru di Kalimantan Timur selama masa wabah COVID-19 ini.
“Dalam bulan Juli lalu saja kami berbagi ilmu dengan 212 guru dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan 141 guru dari Kabupaten Paser,” kata Koordinator Yayasan Tanoto untuk Kalimantan Timur Affan Surya, Selasa.
Pelatihan tersebut juga untuk menjawab tantangan yang muncul bersama wabah di mana sekolah ditutup dan kegiatan belajar-mengajar bertatap muka langsung ditiadakan.
“Kita tahu tidak semua guru siap, atau terbiasa menggunakan gawai seperti telepon genggam pintar, atau laptop, untuk fungsi-fungsi yang lebih jauh daripada sekedar bertelepon atau bertukar pesan lewat WhatApp,” lanjut Affan.
Karena itu, untuk para guru di kedua kabupaten, Yayasan Tanoto menggelar pelatihan pembelajaran daring (online) dengan menggunakan sejumlah aplikasi yang tersedia di dunia maya. Tak tanggung-tanggung, karena peserta juga hingga ratusan, para instruktur atau narasumber pun mencapai puluhan.
Ada 32 narasumber yang merupakan fasilitator daerah dan mitra Tanoto Foundation yang berbagi ilmu dengan para guru.
“Para fasilitator ini juga guru. Mereka juga guru SD dan SMP di Kukar, jadi rekan-rekan dari para peserta pelatihan juga,” kata Affan lagi.
“Yang kami bagi itu sebenarnya sederhana saja, yaitu memilih aplikasi pembelajaran yang cocok untuk mata pelajaran dan untuk siswa audiensnya,” kata fasilitator Nanang Nuryanto, guru kelas 5 SDN 021 Marangkayu.
Diketahui ada banyak aplikasi pembelajaran dan aplikasi pertemuan yang ada di internet. Dalam pelatihan oleh Tanoto dipilihkan 10 aplikasi pembelajaran dan 6 aplikasi pertemuan daring.
Dengan mengetahui beragam aplikasi guru diyakini akan bisa menampilkan pelajaran dengan lebih menarik, dan juga tidak tergantung kepada satu aplikasi saja.
“Kalau ada aplikasi yang lagi down misalnya, ia bisa berpindah ke aplikasi lain dengan cepat. Kalau satu materi lebih menarik disampaikan dengan satu aplikasi tertentu maka ia akan bisa maksimal disitu,” kata Nanang.
Dari situ diharapkan guru terampil mengelola kelas daringnya sehingga siswa bisa betah belajar dan memahami materi yang disampaikan—sehingga tujuan belajar mengajar bisa dicapai.
Pelatihan serupa guru-guru di Kukar juga diberikan Yayasan Tanoto di Paser.
Selvi Sri Handayani SPd, guru kelas 5 SDN 006 Tanah Grogot mengikuti kegiatan ini dari jam 9 pagi hingga jam 3 sore.
“Selama pelatihan, saya banyak mengenal aplikasi untuk melakukan pembelajaran daring, ada Rumah Belajar dari Kemendikbud, Google Classroom, Belajar Online, Kelas Pintar, Zenius, Sekolahmu, TEAMS, sampai Facebook Group, Telegram Group,” cerita Selvi.
Untuk aplikasi pertemuan ada Zoom, Webex, YouTube streaming, Skype, juga Jitsi.
Menurut Selvi, guru juga belajar model dan strategi pembelajaran aktif. Di sini guru belajar bagaimana interaksi antar siswa dan guru terjalin dalam pembelajaran walaupun terpisah jarak.
“Jadi ada tetap dapat diterapkan unsur pembelajaran aktif seperti mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi dalam pembelajarannya,” kata Affan.
Pelatihan untuk para guru ini juga didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kukar dan Paser.