Samarinda (ANTARA News Kaltim) - KONI Kalimantan Timur bakal mengadukan PSSI pimpinan Johar Arifin ke Badan Abritase Olahraga Indonesia (Baori) terkait didiskualifikasinya Tim Sepak Bola Kaltim sebagai peserta PON XVIII 2012 di Riau, dan menggantikannya dengan Tim Kalsel.
Wakil Ketua bidang organisasi KONI Kaltim Budi Irawan di Samarinda, Selasa, mengatakan keputusan PSSI tersebut dianggap merugikan Tim Sepak Bola Kaltim yang berpredikat sebagai juara babak kualifikasi PON zona Kalimantan.
"Keputusan PSSI mencoret kami dan meloloskan Kalsel jelas bermuatan politis dan kepentingan tertentu, dan ini sangat merugikan Tim Sepak Bola Kaltim yang sudah berjuang maksimal menjadi juara pada babak kualifikasi," ujar Budi Irawan.
Menurut Budi, diskualifikasi yang dilakukan PSSI terhadap Tim Kaltim tercermin dari hasil "drawing" pertandingan sepak bola PON XVIII 2012 di Riau oleh PSSI pada 26 Juni 2012 yang tidak mencantumkan Kaltim sebagai peserta PON, dan sebaliknya dari Drawing tersebut Tim Sepak Bola PON Kalsel sebagai runner-up babak kualifikasi malah masuk dalam daftar.
"Jelas dari hasil Drawing ini PSSI telah menyalahi aturan baik itu aturan statuta PSSI, maupun kesepakatan bersama dengan FIFA dan AFC yang telah membentuk join comitte untuk menyelesaikan persoalan sepak bola nasional," terang Budi.
Budi menjelaskan, lolosnya Kalsel sebagai kontestan PON dilatarbelakangi gugatan kepada Tim Sepak Bola PON Kaltim terkait status pemain amatir, dan gugatan tersebut telah selesai pada tingkat Komisi Banding PSSI yang telah meloloskan Tim Sepak Bola PON Kaltim, karena memang dalam aturan "manual book" pemain PON Kaltim yang pernah bergabung di Persisam U-21 dan senior tidak termasuk kategori pemain profesional.
Namun, lanjut Budi, Pengprov PSSI Kalsel mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas kasus tersebut.
"Hanya saja PK yang diajukan berbeda permasalahan dengan gugatan yang pertama, dan jelas sesuai aturan PK tersebut tidak boleh ditindaklanjuti," jelas Budi.
Di sisi lain, lanjut Budi, setelah terbentuknya Join Committee yang difasilitasi oleh AFC dan FIFA maka kepengurusan PSSI baik versi Johar maupun Lanyala Mattaliti sudah tidak dibenarkan membuat suatu keputusan secara organisasi.
"Join Committee telah terbentuk pada 15 Juni, sedangkan keputusan PSSI ini dilakukan pada 26 Juni, tentunya terkait persoalan ini kami juga akan mengadukan ke AFC dan FIFA," jelasnya.
Di sisi lain, Budi juga membeberkan bahwa Tim PON Kalsel yang telah dimenangkan oleh PSSI juga bermaterikan pemain Persisam U-21 yakni Ismail yang juga berdomisili di Samarinda.
"Kami akan melakukan perjuangan seoptimal mungkin atas persoalan ini, karena kami sudah berjuang mati-matian untuk bisa mendapatkan tiket kelolosan menuju PON 2012," tegas Budi. (*)