Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di daerah pesisir untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir rob menjelang fenomena supermoon terbesar tahun ini, yang akan terjadi pada 8 April pukul 01.08 WIB dini hari.
"Diperkirakan akan ada banjir rob, menyusul fenomena supermoon," kata Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Hendra Suwarta melalui sambungan telepon dengan ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan kemunculan supermoon, yaitu posisi Bulan yang berada di titik terdekatnya dari Bumi, akan memberikan pengaruh terhadap kemungkinan pasang permukaan air laut.
Pasang air laut tersebut, seperti yang terjadi pada setiap Bulan Purnama, sering kali menyebabkan banjir rob yang dapat memengaruhi warga pesisir.
"Banjir rob ini memang perlu diwaspadai," katanya.
Namun, kata dia, warga pesisir pada umumnya sudah mengetahui kemungkinan terjadinya banjir rob setiap kali mendapat informasi tentang kejadian bulan purnama atau kemunculan supermoon.
"Ya, di daerah yang biasanya kalau bulan purnama terjadi banjir rob, itu kan sudah rutin, daerah-daerah itu rutin terjadi banjir rob. Jadi umumnya warga sudah tahu," kata dia.
Meski demikian, ia tetap mengimbau warga untuk tetap waspada mengingat posisi Bulan yang diperkirakan akan berada di titik terdekatnya, maka kemungkinan banjir robnya diperkirakan akan lebih besar.
"Imbauannya agar warga (pesisir) tetap hati-hati terhadap kemungkinan banjir rob menyusul adanya fenomena supermoon ini," katanya.
Di titik terdekatnya dari Bumi, supermoon diperkirakan akan berjarak sekitar 356.910 kilometer (km) atau selisih sekitar 50 km dibandingkan dengan posisi terjauhnya, atau disebut juga dengan minimoon, yaitu sekitar 400.000 km.
Selain terjadi pada 8 April, fenomena supermoon tahun ini terjadi juga pada 7 Maret dan 7 Mei 2020, dengan yang terbesar akan dapat disaksikan pada 8 April pukul 01.08 WIB dini hari nanti.