Semarang (ANTARA) -
Ganjar terpilih secara musyawarah setelah sidang komisi mengeluarkan tiga calon ketua umum yakni Budi Karya Sumadi, Ganjar Pranowo, dan Anwar Sanusi.
Bahkan proses musyawarah antara ketiganya berlangsung sangat singkat, di mana satu per satu kandidat oleh pimpinan sidang dipersilakan naik ke panggung.
Begitu Ganjar naik ke panggung menyusul Budi Karya Sumadi dan Anwar Sanusi yang keduanya langsung bersepakat mempercayakan kembali kepemimpinan Kagama kepada Gubernur Jawa Tengah itu.
"Maka cara kami menyelesaikan tidak dengan voting, tapi kita obrolkan di depan. Hanya sekitar 27 detik tadi. Ketika saya naik tangga panggung pada bilang sudah Mas Ganjar saja dan sepakat, selesai," ujarnya.
Ganjar menyebut tidak ada ketegangan-ketegangan berarti selama sidang berlangsung sampai penentuan ketua umum Kagama, meski sempat diwarnai usulan adanya munaslub.
Menurut Ganjar, itu merupakan hal yang wajar, bahkan protes dari politikus Partai Demokrat yang juga alumni UGM Andi Arief, yang menginginkan tokoh lain di posisi tertinggi alumni.
"Sebenarnya kalau cuitan Andi Arief berharap ada yang lain, tapi tidak ada, padahal syaratnya harus ada dan kalau minta dari awal saya kasih. 'Wong' ini kegiatan sosial, sekarang tugas kita menyusun kepengurusan karena formatur sudah terbentuk. Mungkin yang lebih banyak diharapkan adalah mengakomodasi yang menjadi keinginan pengda, pengcab, dan komunitas, di mana mereka ingin ada satu akses untuk beraktivitas dan dilindungi pengurus pusat," katanya.
Dengan terpilihnya orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah itu, berarti ini kali kedua Ganjar memegang tampuk tertinggi ikatan alumni UGM. Sebelumnya, Ganjar menjadi Ketua Umum Kagama periode 2014-2019.
Menurut Budi Karya Sumadi, Ganjar Pranowo memang masih sangat layak untuk meneruskan proses kepemimpinannya di Kagama.
"Pak Ganjar memiliki vitalitas dan jaringan yang banyak. Kami berharap Kagama ada di mana-mana sehingga bisa memberikan semangat kebangsaan karena beliau gubernur, beliau mengerti apa yang sedang dikembangkan, yang akan dibangun dalam konsep Indonesia maju," ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perhubungan itu mengatakan friksi-friksi yang mewarnai Munas Kagama kali ini cukup sehat karena pada butir tertentu itu bentuk kepedulian para alumni, bahkan usulan-usulan yang keluar tidak melulu soal Kagama, tetapi Indonesia.
"Kita memang bersepakat segala sesuatu dilakukan secara musyawarah. Pertama kali memang 'floor' yang diberikan adalah calon, setelah dicalonkan tiga, memang setelah di- 'floor' ternyata yang paling banyak adalah Pak Ganjar. Saya melihat teman-teman memiliki kepedulian pada negara ini," katanya.