Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Balikpapan menjadi bagian dari 26 kota di Indonesia dan ribuan kota-kota lainnya di seluruh dunia dalam kampanye "Earth Hour" yakni gerakan hemat energi dengan cara mematikan lampu dan peralatan listrik lainnya pada Sabtu (31/3) pukul 20.30 sampai 21.30 Wita.
"Ini gerakan hemat energi dengan mematikan seluruh peralatan listrik yang sedang tidak digunakan selama satu jam pada Sabtu, 31 Maret 2012, pukul 20.30 - 21.30 waktu setempat," kata Fajar Bagus, koordinator aksi Earth Hour di Balikpapan, Jumat.
Kampanye Earth Hour merupakan aksi serentak individu, komunitas, korporasi, dan pemerintah di seluruh dunia untuk mengurangi laju pemanasan global dan dampak perubahan iklim.
Kota-kota di Indonesia yang berpartisipasi antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan lain-lain.
Sejak tahun 2009 hingga 2011, Earth Hour menjadi kampanye lingkungan hidup terbesar dalam sejarah karena berhasil meraih 1,8 miliar pendukung dari 5.251 kota di 135 negara, dan memadamkan 1.775 ikon global.
Di Kota Minyak Balikpapan, kegiatan tersebut akan dipusatkan di Hotel Blue Sky, Jalan Jenderal R Soeprapto. Menurut Fajar, pada waktu tersebut, hampir seluruh lampu dan peralatan hotel yang sedang tidak diperlukan, akan dimatikan.
"Termasuk juga lampu-lampu di tempat parkir," jelas Fajar.
Sebelumnya, gerakan ini juga sudah disosialisasikan melalui jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Blackberry Messenger, milis. Fajar dan kawan-kawan juga menyampaikan ajakan secara langsung dengan membagi-bagi brosur di acara Car Free Day, hari tanpa mobil di Lapangan Merdeka, Jalan Jenderal Soedirman setiap Minggu pagi.
"Kami berharap ini bisa jadi gaya hidup, gaya hidup hemat. Sebab itu kami berharap pejabat-pejabat Balikpapan bisa memberi contoh," sambung Fajar. Lebih jauh juga ia berharap gerakan ini bisa menjadi agenda kota dan dikuatkan dengan SK Wali Kota.
Gerakan Earth Hour ini pertama kali diadakan di Sydney, Australia, tahun 2009 dengan partisipan sejumlah 2,2 juta penduduk. Bagi Indonesia tahun ini adalah tahun keempat.
Satu tokoh pendukung gerakan ini adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sri Sultan mendukung Earth Hour 2012 ini dengan memadamkan kompleks Keraton Yogyakarta, Pura Pakualam, dan sepanjang Jalan Mangkubumi (Malioboro), melalui Titik Nol hingga ke Tugu.
"Perlu diingat, keberhasilan Earth Hour bukan hanya diukur dari penghematan hari ini saja, melainkan bagaimana menjadikan gaya hidup hemat energi sebagai gaya hidup sehari-hari. Mari gaungkan pesan ini agar menjadi sebuah gerakan perubahan," kata Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam siaran pers yang disebarkan WWF-Indonesia yang menjadi motor Earth Hour di Indonesia. (*)