Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Tiga jasad korban akibat jembatan ambruk di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, ditemukan, Senin malam.
"Dua korban tewas berjenis kelamin laki-laki ditemukan Senin sekitar pukul 23. 45 Wita dan seorang korban berjenis kelamin perempuan ditemukan Selasa dinihari sekitar pukul 00.25 Wita. Ketiga jenazah tersebut saat ini sudah berada di kamar mayat Rumah Sakit Parikesit Tenggarong," kata salah seorang petugas Posko Laporan Korban Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara di Rumah Sakit Parikesit Tenggarong, Nurhayati, Selasa dinihari.
Ketiga korban tersebut, kata Nurhayati, ditemukan mengapung di sekitar lokasi runtuhnya Jembatan Kartanegara.
Berdasarkan data Posko Laporan Korban Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara di Rumah Sakit Parikesit Tenggarong hingga Selasa dinihari, sudah 16 korban tewas ditemukan, 13 di antaranya sudah teridentifikasi.
Kepala Bidang Dokter Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Kaltim, Ajun Komisaris Besar Budi Heryadi kepada wartawan di Tenggarong, Senin malam mengatakan, empat korban tewas yang ditemukan pada hari pertama Jembatan Kartanegara ambruk yakni,Muh. Fairuz (22) warga Jalan Danau Aji Tenggarong, Agus (25) warga Gang Wakab, Tenggarong, Alisyah (1,6) warga Kecamatan Loa Kulu, Fadlan (17) warga Desa Jongkang.
"Kemudian pada Minggu malam jasad M. Iskandar (35) warga Kelurahan Timbau, Tenggarong berhasil ditemukan dan tadi delapan korban tewas ditemukan lagi diantaranya, Samsul (24) warga Tenggarong Seberang, Supriyadi (31) warga Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara M. Huzairi (40) warga Perumahan Puri, Sungai Kapih, Sambutan Kota Samarinda, Erli Erlianah (39) warga Jalan Seluang Tenggarong serta Alisha (9), Alisyah, bayi berusia enam bulan serta ibu dari kedua anak tersebut yakni Rusmini (30)," ungkap Budi Heryadi.
Korban terakhir yang berhasil diidentifikasi, kata Budi Heryadi, yakni Muhammad Fauzan Rivaldi (12) warga Jalan Ahmad Yani Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Ke-13 korban tewas yang telah diidentifikasi itu lanjut Budi Heryadi telah diambil keluarganya.
"Pada pukul 20.00 WITA, seluruh jasad korban sudah diambil keluarganya untuk dimakamkan," ucap Budi Heryadi.
Proses identifikasi, lanjut dia, sempat mengalami kesulitan akibat kondisi mayat yang sudah membengkak dan membusuk.
Rata-rata pasien sudah dalam kondisi membusuk, sehingga sempat menyulitkan proses identifikasi. Namun, berkat berbagai petunjuk yang diberikan pihak keluarga, proses identifikasi seluruh korban bisa selesai, paparnya.
"Jadi, kami mengimbau bagi masyarakat yang menemukan mayat agar tidak mengambil apa yang ada di tubuh korban, sebab itu menjadi salah satu petunjuk pada proses identifikasi," ujar Budi Heryadi, menegaskan.(*)