Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Peraih emas ketiga tim gulat Indonesia pada SEA Games XXVI-2011 di kelas 50 kg bebas, Mohammad Iqbal dulunya adalah juru parkir di Kota Samarinda, Kaltim untuk membantu perekonomian keluarganya yang tergolong warga miskin.
"Setiap Minggu pagi saya selalu menjaga parkir kendaraan di Kantor Pemkot Samarinda karena kawasan itu menjadi tempat orang untuk berolahraga ringan seperti jalan dan jogging," tutur M. Iqbal yang dihubungi dari Samarinda, Kamis.
"Hal itu saya lakukan untuk membantu meringankan beban orangtua," ujarnya menambahkan.
Putra kedua dari empat bersaudara pasangan Nyompa (ayah) dan Tanwir (ibu) itu sangat mengerti dengan keadaan orangtuanya yang bukan dari kalangan keluarga berada, makanya di setiap kesempatan bisa menghasilkan duit, M Iqbal tak pernah merasa malu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar.
"Terkadang saya juga ikut kerja nyuci motor, atau berjualan lukisan dan baju kaos di depan halaman KONI, pada bulan puasa atau pas ada keramaian lainnya, yang terpenting bisa mendapatkan duit halal," papar pria kelahiran 11 Oktober 1991 di kota Samarinda itu.
Semua upaya itu terpaksa dilakukan oleh M Iqbal, demi membantu orangtuanya yang dengan susah payah menghidupi dan menyekolahkan dia dan saudaranya, hingga dia saat ini bisa mengenyam bangku kuliah.
"Saya bersyukur masih bisa kuliah, sekarang saya semester empat di jurusan Hukum Universitas, Mulawarman Samarinda, memang satu tahun ini saya ijin karena ikut persiapan SEA Games, namun seusai SEA Games insya Allah saya akan teruskan kuliah lagi sampai selesai," terang Iqbal.
Sebagai atlet yang tidak diunggulkan mendapatkan emas, Iqbal mengaku sangat bersyukur dan bangga bisa mengibarkan bendera merah putih pada debut pertamanya di ajang SEA Games tersebut.
"Selain untuk Bangsa dan Negara, medali ini juga saya persembahkan untuk kedua orang tua, semua pelatih dan teman-teman saya yang selalu memberikan motivasi dan doa, sehingga saya bisa berhasil seperti sekarang ini," tutur M Iqbal.
Iqbal begitu memberikan prioritas utama kepada kedua orang tuanya atas prestasi yang dia dapatkan, Sampai-sampai sejumlah bonus yang bakal dia terima akan digunakannya untuk membahagiakan kedua orang tuanya, dengan memberikan rumah layak tinggal untuk mereka.
"Mudah-mudahan duitnya cukup untuk membeli rumah, untuk kedua orang tua saya," tegas Iqbal.
Orangtuanya memang dianggap paling berjasa dalam karier Iqbal di dunia gulat, pasalnya Iqbal yang awalnya menekuni olahraga sepak bola, berpindah ke gulat mengaku karena desakan orang tua.
"Ayah saya yang mengenalkan dan menitipkan saya pada Babe( Suryadi Gunawan) untuk dibina dan dilatih, pada waktu saya dan adik saya Inadrah langsung ikut latihan di gedung Bahempas Samarinda, tempat latihan para pegulat pemula ," jelas Iqbal.
Setahun ikut latihan, Iqbal mendapat kesempatan bertanding di ajang kejurda se-Kaltim tahun 2007. Pada debut pertamanya Iqbal yang bermain di kelas 42 kg bebas berhasil merebut medali emas.
Setahun kemudian dia terpilih mewakili Kaltim di ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) di Bandung Jawa Barat, Iqbal kembali mendapatkan medali emas.
Berprestasi di beberapa kejuaraan junior, membuat Iqbal terpilih pada tim senior Kaltim untuk kejurnas 2010, meski hanya berada di urutan kedua, namun potensi Iqbal membuatnya terpilih masuk dalam timnas SEA Games 2011.
Justru di luar dugaan, Iqbal yang baru berusia 20 tahun, tampil luar biasa di pertandingan SEA Games, dan berhasil merebut emas ketiga untuk tim Indonesia. (*)