Penajam (Antaranews Kaltim) - Sebanyak 444 nelayan tangkap dan budidaya di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terdampak pencemaran akibat kebocoran pipa penyalur minyak mentah milik PT Pertamina (Persero).
Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Perizinan Dinas Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara Mulyono, saat ditemui Antara di Penajam, Senin, mengatakan, jumlah nelayan sebanyak itu berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan hingga Minggu (15/4).
"Dari hasil pendataan itu, luasan tambak milik warga yang tercemar minyak mentah bertambah menjadi 91,7 hektare, dari data sebelumnya 73,5 hektare," jelasnya.
Data Dinas Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara juga mencatat sekitar 3.424 jaring udang, 386 jaring ikan, 580 pancing, 14 sodo, dan 116 bubu (sejenis alat penangkap ikan) serta 620 rakang (alat tangkap kepiting) rusak tercemar minyak mentah.
Pencemaran minyak mentah juga merusak 125 belat, dua bagang, 10 karamba, serta 119 karamba jaring apung di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Menurut Mulyono, data yang diperoleh Dinas Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan korban terdampak tumpahan minyak mentah di Teluk Balikpapan, serta kebocoran pipa penyalur minyak mentah di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam.
"Korban nelayan Kabupaten Penajam Paser Utara yang terdampak pencemaran minyak mentah itu terbanyak di Kelurahan Penajam," tambahnya.
Namun, tim terpadu lintas instansi dan personel Kabupaten Penajam Paser Utara yang bertugas mengumpulkan data kerugian dampak pencemaran minyak mentah harus bekerja dua kali, sebab PT Pertamina (Persero) baru hari ini mengirimkan perwakilan untuk mendampingi pendataan.
"Pertamina baru mengirim perwakilannya mendampingi untuk mendata dan merekapitulasi jumlah korban di lapangan, jadi tim harus turun ke lapangan lagi," ujar Mulyono.
Selain nelayan, tumpahan minyak mentah di Teluk Balikpapan juga mencemari tanaman bakau yang berada di sepanjang 2 hingga 3 mil lepas pantai.
Area pesisir di wilayah Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, sampai Mentawi, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, ikut tercemar tumpahan minyak mentah karena terbawa arus laut.(*)