Penajam (Antaranews Kaltim) - Kebocoran pipa penyalur minyak mentah milik Pertamina di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Kamis (5/4), mencemari Sungai Besar Nenang dan membuat sejumlah ekosistem mengalami kerusakan.
Dari pantuan Antara di lapangan, Sabtu, di sepanjang Sungai Besar Nenang terdapat ceceran minyak dan menimbulkan bau menyengat yang terdampak kepada warga sekitar.
Kebocoran pipa penyalur minyak mentah tersebut juga berdampak ke tambak-tambak warga yang pengairannya memanfaatkan air Sungai Besar Nenang.
Sejumlah petambak di wilayah RT 06 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, mengeluhkan tambak mereka terkena dampak pencemaran minyak akibat kebocoran pipa penyaluran minyak mentah milik Pertaima itu.
"Jumat (6/4) pagi saya alirkan air Sungai Besar Nenang masuk ke tambak, saya tidak tahu kalau sungai tercemar minyak mentah," kata Sengkang, salah satu petambak.
Ia menimpali lagi, "pada sore hari saya terkejut, udang dalam tambak sudah mulai mati, setelah dicek ternyata air tambak tercemar minyak."
Sengkang memiliki tambak seluas lebih kurang 7 hektare, sejak Jumat (6/4) sore udang tiger yang ditanam ditambaknya mulai mati sebab airnya tercemar minyak.
Rustam, petambak lainnya di RT 06 Kelurahan Nenang, juga mengungkapkan, udang miliknya sudah mulai mati karena tidak tahan dengan kondisi air yang tercemar minyak mintah.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara meminta Pertamina menurunkan alat berat untuk mempercepat penggalian agar kebocoran pipa cepat tertangani sehingga dampaknya tidak semakin meluas.
Sementara petugas kesehatan kabupaten di posko penanggulangan melakukan pemeriksaan terhadap warga yang terdampak kebocoran pipa penyalur minyak mentah tersebut.
PT Pertamina (Persero) juga mendirikan posko kesehatan membantu warga sekitar lokasi kebocoran pipa penyalur minyak mentah untuk memeriksa kesehatan. (*)