Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Komunitas Sahabat Samarinda kembali merawat Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Kalimantam Timur, dengan memungut sampah sebagai bentuk protes terhadap warga yang tidak memiliki rasa malu karena suka membuang sampah ke sungai.
"Saya ingatkan kembali kepada warga bahwa SKM bukan tempat sampah, tapi SKM diciptakan untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, maka SKM jangan dijadikan pembuangan limbah," ujar Radiansyah, seorang anggota Komunitas Sahabat Samarinda setelah memungut sampah di SKM, Minggu.Ia mengaku bahwa Komunitas Sahabat Samarinda sudah beberapa kali membantu LSM Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM), dalam membersihkan sungai sebagai bentuk rasa memiliki dan tanggung jawab akan kebersihan sungai.
Menurutnya, tujuan pihaknya memungut sampah bukan untuk menghabiskan sampah yang ada di SKM, tapi cara ini dilakukan untuk menyadarkan kepada warga bahwa untuk membuang sampah, ada tempat lain yang sudah disediakan pemerintah, yakni di tempat pembuangan sampah (tps).
Selama ini masih banyak warga beranggapan bahwa sungai menjadi tempat sampah, sehingga mereka dengan seenaknya membuang sampah ke sungai karena dianggap cara termudah menyingkirkan barang yang sudah tidak dipakai lagi, ketimbang harus ke tps yang jauh.
Pola pikir warga yang suka membuang sampah ke sungai bisa jadi karena kebiasaan yang ditularkan turun temurun sejak nenek moyang, karena zaman dulu kota belum tertata sehingga warga membuang sampah ke sungai, kemudian kebiasaan itu seolah menjadi budaya hingga kini."Meskipun GMSS-SKM dan kami setiap hari memungut sampah di sungai, saya yakin sampahnya tidak bisa habis karena masih banyak orang lain yang membuangnya ke sungai. Melalui aksi ini tentu kami harap warga malu membuang sampah ke sungai," katanya.
Sahabat Samarinda kerap turun ke sungai dan memungut sampah yang tersangkut di kolong rumah warga guna dinaikkan ke darat dan dibuang ke tps, bukan menghanyutkan sampah yang tersangkut, karena jika dihanyutkan, maka sampah tersebut akan ke laut dan menjadi limbah laut.
Apabila sampah dari sungai sampai ke laut, maka akan mengotori laut, bahkan merusak ekosistem laut yang pada akhirnya juga meracuni makhluk laut baik ikan, keong, kepiting, maupun aneka tumbuhan laut.
"Hari ini kami hanya dapat mengangkat sampah satu gerobak penuh. Aksi bersih-bersih ini hendaknya bisa menyadarkan warga agar tidak membuang sampah ke sungai, karena sungai manfaatnya sangat besar untuk kegiatan ekonomi baik ikannya untuk dipancing, sebagai tempat wisata, maupun manfaat lain," ujar Radiansyah. (*)