Samarinda (ANTARA Kaltim) - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Provinsi Kalimantan Timur dalam beberapa bulan terakhir terus menurun karena pasar global yang belum stabil, sehingga komoditas yang mengandalkan ekspor seperti CPO juga terkena imbasnya.
"Penurunan harga CPO terjadi akibat pengaruh ekonomi global, sementara CPO dari Kaltim yang bayak diekspor ke sejumlah negara tujuan harus mengikuti harga pasar ekspor," ujar Ketua Tim Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Kaltim Mohammad Yusuf di Samarinda, Sabtu.
Akibat dari harga CPO pada Juli yang menurun, lanjutnya, maka harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari Kaltim yang ditetapkan pada Agustus juga ikut menurun.
Berdasarkan catatan tim penetapan harga, penuruna harga CPO Kaltim dimulai pada Februari, karena pada pada Januari 2017 harga CPO sempat menguat hingga mencapai Rp8.763 per kilogram (kg).
Sementara mulai Februari mulai turun menjadi Rp8.689 per kg, pada Maret turun menjadi Rp8.529 per kg, pada April turun lagi menjadi Rp8.072 per kg, dan pada Mei kembali turun menjadi Rp7.673 per kg.
Selanjutnya di bulan Juni harga CPO kembali turun menjadi 7.663 per kg, kemudian pada Juli turun lagi hingga menjadi Rp7.479 per kg.
Selain harga CPO dan TBS yang terus menurun dalam beberapa bulan terakhir, harga kernel atau inti sawit rerata tertimbang juga hampir mengalami hal yang sama meski masih fluktuatif, yakni pada Juli menjadi Rp4.944 per kg dengan indeks K 80,01.
Harga sebesar itu mengalami penurunan ketimbang Juni yang seharga Rp4.882 per kg dengan K 82,20, atau terjadi peningkatkan ketimbang Mei yang masih seharga Rp4.581 per kg dengan indeks K 82,54.
Sedangkan harga CPO pada Mei mengalami penurunan ketimbang April yang seharga Rp5.357 per kg dengan indeks K sebesar 82,12 persen.
Sebelumnya, lanjut Yusuf, harga produk hilir kelapa sawit berupa kernel ini sempat menguat, seperti pada Maret yang masih sebesar Rp6.852 per kg, pada Februari seharga Rp8.043 per kg, dan pada Januari seharga Rp7.813 per kg. (*)