Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Kadisbun Kaltim) menyatakan, daerah ini memiliki potensi besar membangun pabrik mini minyak goreng kelapa sawit kerakyatan, yakni pabrik skala kecil yang dikelola koperasi atau lembaga ekonomi kerakyatan lain.
"Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi unggulan Kaltim dan hingga tahun 2022 luas area kelapa sawit mencapai 1.411.861 hektare (ha) baik kelapa sawit milik perusahaan besar maupun perkebunan rakyat," ujar Kadisbun Kaltim Ahmad Muzakkir di Samarinda, Jumat.
Rinciannya adalah perkebunan sawit yang dikuasai oleh perusahaan besar swasta dengan luas sekitar 972 ribu ha, kemudian perkebunan sawit rakyat dengan luas sekitar 373 ribu ha.
Dari luas tersebut produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 19,2 juta ton atau setara dengan 3,8 juta ton crude palm oil (CPO).
Besarnya potensi yang dimiliki tersebut, maka peluang untuk mendirikan pabrik mini minyak goreng (pamigo) sawit sangat terbuka, terutama jika dikaitkan dengan adanya inovasi teknologi pengolahan kelapa sawit yang direkomendasikan Dirjen Kementerian Pertanian.
Dalam hal ini, teknologi pengolahan minyak goreng tersebut direkomendasi dengan banyaknya bahan baku TBS berasal dari perkebunan rakyat, yakni pamigo yang dibangun secara swadaya bersama petani.
Sebelumnya, saat Sosialisasi Pengembangan Industri Hilir Berbasis Kelapa Sawit, di Samarinda, Selasa (10/10), Ahmad Muzzakir mengatakan bahwa pamigo merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan harga dan penyerapan TBS petani swadaya yang lokasinya cukup jauh dari pabrik.
Pembangunan pamigo sudah dilakukan di sejumlah daerah, terutama di pulau Sumatera dengan beragam pola investasi dari berbagai sumber, baik dari Kementerian Perindustrian maupun BUMDes.
"Sebagai contoh, BUMDes Maju Jaya di Desa Suka Maju, Kabupaten Bengkulu Utara, sudah memiliki pamigo," katanya.
Program hilirisasi perkebunan, salah satunya melalui pembangunan pamigo, katanya, sebagai upaya membesarkan industri sawit nasional yang menjadi salah satu sektor andalan bagi perekonomian Indonesia.
"Melalui hilirisasi, maka manfaat ekonomi dan sosial pun bakal meningkat. Untuk itu, Pemprov Kaltim mendukung kebijakan hilirisasi kelapa sawit karena merupakan bagian penting dari strategi pembangunan perkebunan berkelanjutan," katanya.