Samarinda (ANTARA Kaltim) - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Provinsi Kalimantan Timur pada Mei 2017 kembali menurun yang disebabkan oleh belum pulihnya perekenomian dunia, sehingga komoditas yang mengandalkan ekspor seperti CPO juga terkena imbasnya.
"Berdasarkan catatan tim penetapan harga, berarti dalam tiga bulan terakhir harga CPO Kaltim terus menurun, setelah pada Januari 2017 lalu sempat menguat hingga Rp8.763 per kilogram (kg)," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Ujang Rachmad di Samarinda, Minggu.
Rincian penurunan harga dalam tiga bulan terakhir adalah pada Februari masih seharga Rp8.689 per kg, pada Maret turun menjadi Rp8.529 per kg, pada April turun lagi menjadi Rp8.072 per kg, dan pada Mei kembali turun menjadi Rp7.673 per kg.
Menurunnya harga minyak mentah atau CPO di tingkat dunia turut mempengaruhi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, sehingga ia berharap Juni ini harga CPO bisa menguat agar bulan depan harga TBS juga naik.
Didampingi Ketua Tim Pelaksana Penetapan Harga produk kelapa sawit Provinsi Kaltim M Yusuf di, Rachmad melanjutkan, beberapa bulan sebelumnya harga CPO sempat menguat dan memberikan angin segar bagi petani sawit maupun perusahaan pengolah, karena kenaikan harga CPO pada Januari lalu juga diimbangi dengan naiknya harga TBS.
Informasi harga CPO pada Mei 2017 yang sebesar Rp7.673 per kg ini nyaris sama dengan harga yang berlaku pada November 2016, karena di bulan itu harga CPO di Kaltim sebesar Rp7.777 per kg.
Sementara untuk harga kernel atau inti sawit rerata tertimbang, lanjutnya, pada Mei 2017 sebesar Rp4.581 per kg dengan indeks K 82,54, atau mengalami penurunan ketimbang April yang seharga Rp5.357 per kg dengan indeks K sebesar 82,12 persen.
Sebelumnya harga produk hilir kelapa sawit berupa kernel ini sempat menguat, seperti pada Maret yang masih sebesar Rp6.852 per kg, pada Februari seharga Rp8.043 per kg, dan pada Januari seharga Rp7.813 per kg.
"Rapat mengumpulkan informasi harga CPO dan kernel guna menetapkan harga TBS kelapa sawit untuk periode Juni 2017, dilakukan oleh tim pada Rabu, 31 Mei, di Kota Samarinda," ujarnya. (*)