Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendukung
usulan pemberian gaji penuh termasuk tunjangan kinerja kepada pegawai
negeri sipil perempuan yang sedang mengambil cuti karena ingin menjalani
proses melahirkan (maternity leave).
"Tunjangannya harus dibayar penuh, karena perempuan hamil itu bukan
salahnya dia, tapi karena kerja sama. Dia bukan lagi liburan, karena itu
tugas luar biasa berat," kata Sri Mulyani dalam acara dialog dengan
pejabat wanita eselon dua dan tiga Kementerian Keuangan di Jakarta,
Jumat.
Menkeu mengatakan pemberian gaji penuh tersebut kepada perempuan
bekerja yang sedang mengambil cuti melahirkan, tidak hanya gaji pokok
tanpa tunjangan, untuk memberikan apresiasi kepada wanita yang selama
ini telah memberikan kontribusi besar kepada keluarga dan negara.
"Kalau Indonesia mau melakukan itu, kita lebih maju dari AS, karena di AS paternity leave-nya
tidak dibayar. Kita mungkin belum semaju perusahaan di Eropa, tapi
lebih bagus kalau di Kementerian Keuangan mulai mengikuti," katanya.
Sri Mulyani mengharapkan tidak ada lagi perbedaan perspektif antara
laki-laki dengan perempuan, karena semua mempunyai kesempatan yang sama,
termasuk kemampuan untuk menduduki jabatan sebagai pejabat eselon satu
atau dua.
"Kita harus memberikan kesempatan yang sama, melalui pembuatan
desain kebijakan untuk mengenali perbedaan itu. Jangan yang satu
diuntungkan, satunya tidak. Saya menganggap kita belum sampai pada titik
optimal, ambisi itu jangan sampai berkurang," katanya.
Ia memastikan upaya untuk mendorong pengarusutamaan gender juga
sedang dilakukan pemerintah, diantaranya melalui penyusunan desain
perencanaan belanja dalam APBN, yang disesuaikan untuk menjawab isu-isu
terkait dengan permasalahan kaum perempuan.
"Saya akan melihat seluruh pengarusutamaan berarti dari sisi
konsekuensi APBN, bagaimana membuat dimensi gender dalam keseluruhan
perencanaan maupun perancangan atau desain budget. Jadi tidak hanya
insiatif satukementerian, namun merupakan policy nasional," ujarnya.
Sri Mulyani menjelaskan Indonesia bisa belajar dari negara lain
diantaranya Kanada, agar pengarusutamaan gender bisa berjalan secara
efektif di seluruh Kementerian Lembaga, dan para perempuan mendapatkan
kesempatan untuk mengabdi secara optimal bagi negeri.
"Kita akan lihat ada hal-hal yang kita bisa perbaiki dan perkuat.
Saya bahkan mengundang negara-negara lain yang melakukan gender
mainstreaming. Seperti di Kanada, menteri keuangannya mengatakan tidak
ada program, kalau tidak ada analisa gendernya," katanya. (*)
Menkeu Dukung Pemberian Gaji Penuh Perempuan Cuti Melahirkan
Jumat, 28 April 2017 15:41 WIB