Sidoarjo (ANTARA News) - Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Surabaya hari ini menjatuhkan hukuman dua tahun penjara dalam bentuk
penahanan kota dan denda Rp100 juta subsider dua bulan penjara kepada
Dahlan Iskan dalam perkara korupsi terkait pelepasan aset PT Panca
Wira Usaha (PWU) Jawa Timur.
Majelis hakim yang diketuai oleh M
Tahsin menyatakan Dahlan terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara
bersama-sama sebagaimana tertuang dalam dakwaan subsider.
Menurut hakim, terdakwa bersalah karena tidak melaksanakan tugas
dan fungsinya secara benar sewaktu menjabat sebagai Direktur Utama PT
Panca Wira Usaha sehingga harga aset terjual di bawah Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP).
Dalam pertimbangannya, hakim menyatakan hal yang memberatkan,
perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas
korupsi, dan yang meringankan, terdakwa bersikap sopan dan belum pernah
dihukum.
Vonis hukuman Dahlan lebih rendah dibandingkan dengan tuntutan jaksa.
Jaksa
menuntut hakim menjatuhkan hukuman penjara selama enam tahun,
mengenakan denda Rp750 juta subsidair enam bulan kurungan, dan
mewajibkan dia membayar uang pengganti sebesar Rp4,1 milyar subsidair
tiga tahun penjara.
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur mengusut pelepasan aset PT PWU pada
2015 karena menduga pelepasan 33 aset milik PWU bermasalah. Namun
penyidik masih fokus menangani perkara pelepasan dua aset PWU di Kediri
dan Tulungagung.
Penjualan aset itu dilakukan tahun 2003, saat Dahlan menjadi Direktur Utama PT PWU periode 2000-2010.
Dahlan menyatakan akan mengajukan banding terhadap putusan hakim tersebut.
"Ini mungkin kebodohan saya yang bersemangat untuk mengabdi. Sesuai
dengan keputusan tim pengacara saya akan melakukan banding," katanya.
Sementara tim jaksa penuntut umum menyatakan masih akan pikir-pikir mengenai keputusan hakim tersebut. (*)
Dahlan Iskan Divonis Dua Tahun Penjara
Jumat, 21 April 2017 15:22 WIB