Samarinda (ANTARA Kaltim) - Banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, merendam rumah warga yang dihuni 4.000 kepala keluarga atau lebih dari 10.000 jiwa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Endang Liansyah di Samarinda, Kamis sore, menyatakan banjir yang merendam sejumlah kawasan di daerah itu semakin meluas dan menyebabkan jumlah warga yang terdampak semakin banyak.
"Ada sekitar 4.000 kepala keluarga atau sekitar 10.000 jiwa yang rumahnya terendam," ujar Endang Erliansyah.
Banjir yang melanda wilayah Kota Samarinda kata Endang Liansyah semakin meluas dan genangan air di sejumlah titik semakin tinggi.
Genangan air tersebut terjadi Kelurahan Sempaja Utara, Sempaja Selatan serta Kelurahan Sempaja Timur, kawasan kelurahan Sidodadi dan Sidomulya, Kelurahan Temindung Permai, Kelurahan Gunung Lingai dan Kalurahan Lok Bahu.
"Hari ini, di kawasan Perumahan Bengkuring, ketinggian air bertambah rata-rata 25 sentimeter, begitupula di Perumahan Griya Mukti Kelurahan Gunung Lingai, genangan air terus naik. Sementara, di kawasan perkotaan seperti di Jalan Gatot Subroto, Jalan Surapto dan Jalan Merak yang sebelumnya tidak terendam, hari ini tergenang," katanya.
Ia menyatakan genangan air diperkirakan akan semakin bertambah tinggi, menyusul wilayah Kota Samarinda diprediksi masih akan dilanda hujan.
"Apalagi pada Kamis malam, diperkirakan akan terjadi pasang Sungai Mahakam ditambah kondisi cuaca di Kota Samarinda saat ini yang diprediksi masih akan berlangsung hujan," tuturnya.
Sementara itu dari pantauan, sejumlah warga di kawasan Jalan Pemuda terpaksa dievakuasi akibat genangan air di kawasan itu semakin tinggi.
Warga yang dievakuasi tersebut umumnya yang sudah berusia lanjut, untuk mengantisipasi kemungkinan genangan air semakin dalam.
Salah seorang warga kawasan Perumahan Griya Mukti Chandra mengaku pada Kamis siang, ketinggian air yang merendam rumahnya semakin bertambah dibanding hari sebelumnya.
"Saya tidak sempat mengevakuasi barang-barang berharga berupa dokumen dan setelah saya cek lagi tadi siang ternyata dokumen berharga milik saya dan istri sudah basah akibat terendam. Padahal, dokumen penting itu saya taruh di atas lemari," tutur Chandra.
Warga kata ia merasa khawatir banjir yang melanda wilayah Samarinda kali ini merupakan siklus banjir besar sepuluh tahunan.
Pda 1998, wilayah Kota Samarinda dilanda banjir besar dan sebagian besar kawasan itu terendam.
Banjir besar kembali menerjang wilayah Kota Samarinda pada 2008 dan 2009 yang merendam ribuan rumah dengan ketinggian air rata-rata di atas satu meter. (*)