Samrinda (ANTARA Kaltim) - Perwakilan BKKBN Kaltim setelah melakukan studi banding ke SMAN 1 Cisolok Kabupaten Suka Bumi, Provinsi Jawa Barat akan menerapkan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di sekolah SMAN 5 Samarinda dan SMAN 8 Samarinda sebagai percontohan.
"Ditargetkan pada 2017 sudah bisa berjalan, namun sebelumnya kita melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan Kaltim, dan dua sekolah yang mengikuti studi banding," kata Kabid Pengendalian Penduduk (Dalduk) BKKBN Kaltim, Husnul Hatimah di Samarinda.
Ia mengatakan dalam rangka tindaklanjut studi banding ke Suka Bumi, maka BKKBN tentunya akan melakukan berbagai persiapan dengan Dinas Pendidikan dan pihak sekolah, seperti melakukan pelatihan bagi guru yang akan menyampaikan materi kependudukan .
Husnul mengungkapkan bahwa berdasarkan penjelasan dari pihak sekolah SMAN1 Solok dan Kasubid Dampak Kependudukan BKKBD Kabupaten Suka Bumi bahwa materi kependudukan yang diajarkan kepada siswa bukanlah dalam bentuk mata pelajaran baru, tetapi disisipkan pada beberapa mata pelajaran yang ada kaitannya dengan kependudukan, seperti mata pelajaran geografi, biologi, olahraga dan sosiologi .
Hal itu disambut baik Kepala Sekolah SMAN 8 Samarinda, Wahyudi yang mendukung program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) dalam rangka mempersiapkan generasi remaja kedepan.
Dikatakannya bahwa pada dasarnya siap dan mendukung SSK karena cukup bagus , dengan harapan para siswa dapat memahami dampak dan masalah kependudukan, sehingga mereka bisa mempersiapkan diri untuk menyosong masa depan.
Apalagi katanya saat ini sedang mengahadapi era Masyarakat Ekonomi Asean maka diperlukan penduduk yang berkualitas sehingga mampu berdaya saing tidak menjadi penonton dinegerinya sendiri.
"Kami optimis SSK bisa dilaksanakan ,namun diberharap adanya pembekalan dan pelatihan untuk pencerahan para guru pengajar disekolah," katanya.
Hal senada juga dikemukakan Kepala sekolah SMAN5 Samarinda,Sutrisno bahwa materi kependudukan sangat bagus karena masalah kependudukan menjadi masalah kota , provinsi dan masalah bangsa,oleh karena itu SMAN5 siap melaksanakan Sekolah Siaga Kependudukan.
"Materi SSK nantinya tidak hanya masalah kependudukan tetapi juga siswa mengetahui bagaimana kesehatan reproduksi , ideal usia pernikahan dan lain-lain yang berhubungan persiapan bagi remaja,"katanya.
Sutrisno berharap program SSK dapat berjalan dengan baik tentunya harus selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan maupun BKKBN Kaltim, selain itu juga harus didukung dari segi pendanaan , sarana dan pihak sekolah juga akan mempersiapkan yang lainnya.
Sementara itu Drs Nursiwan , Kasi PMPTK bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim menyambut baik rencana BKKBN Kaltim yang akan memasukkan materi Kependudukan di sekolah-sekolah melalui beberapa mata pelajaran yang ada hubungannya dengan kependudukan.
"Setelah mendapatkan gambaran dan pemahaman tentang SKK maka BKKBN dan Diknas serta pihak sekolah akan menindaklanjuti melakukan pertemuan dan koordinasi untuk mewujud SSK di SMAN5 dan SMAN8 Samarinda sebagai percontohan dari sekolah-sekolah lainnya," katanya.
Dijelaskannya bahwa materi kependudukan akan disisipkan pada mata pelajaran tertentu, seperti yang ada di SMAN1 Solok , Kabupaten Suka Bumi , contohnya pada mata pelajaran geografi, sosilologi, biologi ,olahraga dan bahasa Indonesia.
"Kami harapkan di tahun 2017 SSK sudah bisa berjalan di dua sekolah yakni di SMAN 5 dan SMA N 8 sebagai pilot project di Kaltim,"ujar Nursiwan.(*)