Penajam (ANTARA Kaltim) - Proyek pembangunan jembatan tol di atas Teluk Balikpapan, dari titik Nipah-Nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Melawai, Kota Balikpapan di Kalimantan Timur, diperkirakan menghabiskan dana hingga Rp7 triliun.
Wakil Bupati Penajam Paser Utara Mustaqim MZ, saat ditemui di Penajam, Selasa, mengatakan biaya pembangunan jembatan tol penghubung Kabupaten Penajam Paser Utara-Kota Balikpapan meningkat menjadi Rp7 triliun dari sebelumnya Rp5,6 triliun.
"Perencanaan teknis atau DED (detail engineering design) disesuaikan dengan kondisi saat ini biaya pembangunan jembatan yang sebelumnya Rp5,6 triliun meningkat menjadi Rp7 triliun, karena harga material bangunan mengalami kenaikan," jelasnya.
Pembiayaan pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan tersebut menurut Mustaqim, murni dari investasi, tidak menggunakan dana dari APBD maupun APBN.
Skema pembiayaan konsorsium pembangunan jembatan setinggi 50 meter dari permukaan laut tertinggi itu yakni, 55 persen biaya pembangunan ditanggung PT Waskita Karya, 25 persen Pemprov Kaltim, 15 persen Kabupaten Penajam Paser Utara dan lima persen Kota Balikpapan.
"Berdasarkan informasi dari PT Waskita Karya sebagai pemrakarsa pembangunan jembatan itu, perencanaan teknis dan kajian analisa mengenai dampak lingkungan atau amdal telah terpenuhi," kata Mustaqim.
Penyelesaian izin tapak atau titik pancang jembatan dengan PT Pertamina dan TNA AL di Balikpapan, karena lokasi proyek melalui lahan milik kedua institusi tersebut juga telah rampung.
Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung menurut Mustaqim, telah meneliti titik tiang pancang jembatan, serta menjalin komunikasi dengan PT Pertamina dan TNI AL Balikpapan.
"Saat ini masih menunggu persetujuan izin tapak pancang jembatan dan izin pemanfaatan ruang dari Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak," ujarnya.
Setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Kalimantan Timur, lanjut Mustaqim, proyek pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan sepanjang 5,4 kilometer dengan lebar 33 meter tersebut akan dilelang di Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT.
"Jika tidak ada kendala, pembangunan fisik jembatan yang ditargetkan rampung dalam tiga tahun itu, mulai dilaksanakan pada Desember 2016," ucapnya. (*)