Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur Saefuddin Zuhri meminta pemerintah membenahi infrastruktur pendukung menuju Bandara Samarinda Baru, terutama melebarkan ruas jalan untuk memperlancar akses transportasi masyarakat.
Zuhri yang dihubungi di Samarinda, Minggu, mengemukakan pengerjaan Bandara Samarinda Baru di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, ditarget rampung dan sudah bisa beroperasi pada awal 2017.
Namun, penyelesaian proyek bandara tidak dibarengi perbaikan sarana dan prasarana pendukung berupa jalan menuju bandara yang saat ini kondisinya masih sempit dan sering terjadinya kemacetan, bahkan tergenang air atau banjir saat hujan deras.
"Masalahnya, ketika nanti BSB sudah beroperasi dengan kondisi fisik badan jalan yang ada saat ini akan menimbulkan kemacetan dan rawan terjadinya kecelakaan," ujarnya.
Menurut ia, arus kendaraan yang melintas di jalan menuju arah BSB saat ini cukup ramai, karena jalan itu merupakan akses utama dari Samarinda menuju Bontang, Kutai Timur, dan Berau atau sebaliknya.
Arus kendaraan diperkirakan lebih meningkat ketika bandara sudah beroperasi, ditambah pertumbuhan pembangunan di sekitar BSB.
"Jalan itu statusnya jalan negara dan Dinas Pekerjaan Umum Kaltim sudah minta kepada pemerintah pusat untuk dilakukan pelebaran, tetapi belum ada kepastian," tambah Zuhri.
Ia meminta Dinas PU Kaltim melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah pusat terkait hal itu, karena khawatir tidak masuk dalam program pembangunan jalan negara di Kaltim.
"Harapan kami, bandara yang sudah cukup lama pengerjaannya itu ketika sudah jadi bisa langsung beroperasi dengan baik dan lancar, tanpa ada masalah yang muncul," katanya.
Pembangunan BSB sebagai pengganti Bandara Temindung Samarinda yang lokasinya berada di pusat kota Samarinda, telah dilakukan sejak 2002 dengan pembuatan Rencana Induk Bandara Samarinda Baru.
Bandara Samarinda Baru yang rencananya dinamai Bandara APT Pranoto itu memiliki luas lahan 285 hektare, dengan dilengkapi landasan ancang sepanjang 2.250 meter dan lebar 45 meter, apron 73.800 meter persegi, gedung terminal 14.000 meter persegi, garbarata empat Unit, luas parkir 30.000 meter persergi yang mampu menampung 1.000 mobil, dan bangunan teknis lainnya. (*)